Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Kematian Evan, KPAI Akan Cek Kegiatan MOS SMP Flora

Kompas.com - 02/08/2015, 18:41 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


BEKASI, KOMPAS.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bekasi akan mengecek sekolah SMP Flora terkait kasus kematian pelajar sekolah tersebut, Evan Christoper Situmorang (12). Evan adalah siswa yang meninggal dua minggu setelah mengalami sakit pada kaki yang didapat usai mengikuti kegiatan masa orientasi sekolah (MOS) di SMP Flora.

Komisioner Bidang Pengaduan dan Advokasi KPAI Kota Bekasi, Rury Arief Rianto, berencana menemui pihak sekolah untuk melakukan konfirmasi. "Besok kami akan cek kebenarannya di sekolah," kata Rury saat ditemui di rumah orangtua korban di Pondok Ungu Permai, Babelan, Bekasi, Minggu (2/8/2015).

Rury mengatakan, berdasarkan hasil pertemuan dengan ayah Evan, dirinya mendapati keterangan bahwa ada keluhan-keluhan korban sebelum meninggal, dan ada banyak hal yang membuat korban kelelahan dalam mengikuti MOS tersebut. Pihaknya juga mendapati cerita tentang adanya hukuman fisik dalam MOS. Padahal, lanjutnya, sesuai edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta saran-saran KPAI terhadap beberapa sekolah, hukuman fisik tidak dibenarkan.

"Idealnya tidak perlu ada hukuman fisik, buat apa orangtua nitipkan anak. Besok kita akan konfirmasi semua. Tentang proses MOS nya, kejadiannya, dan apa yang menurut sekolah tentang kejadian itu," ujar Rury.

Menurut Rury, jika ditemukan ada unsur kelalaian, sekolah terancam dikenai sanksi. "Kalau benar hal itu, kami akan rekomendasikan ke Pemerintah Bekasi, agar mengkaji kembali kegiatan MOS yang ada," ujar Rury.

Bahkan, lanjutnya, bentuk sanksinya bisa sampai penghapusan MOS di sekolah. Namun, yang memutuskan hanya instansi pemerintah terkait. "Rekomendasi tergantung rumusan kami seperti apa. Kalau memang harus dihapuskan (MOS), ya dihapuskan. Tapi kami cuma di sistem pengawasannya," ujarnya.

Sebelumnya, Evan meninggal dua minggu setelah mengalami sakit di kakinya setelah mengikuti MOS. Sakit itu menurut keluarga didapat setelah Evan mengikuti salah satu kegiatan MOS "cinta lingkungan" dengan berjalan kaki sekitar 4 kilometer. (Baca: Setelah Jalan Kaki 4 Km Saat MOS, Kaki Evan Membiru hingga Meninggal)

Setelah masuk sekolah, sakitnya tak kunjung hilang. Berbagai pengobatan sudah dilakukan keluarga, dari refleksi hingga ke puskesmas. Namun, tak kunjung sembuh. Kemudian, Evan sempat jatuh di kamar mandi sekolah, sampai akhirnya tak dapat masuk sekolah. Dua hari setelah jatuh, yakni tanggal 30 Juli 2015, Evan mengalami kejang. Akhirnya, korban meninggal setelah dilarikan ke rumah sakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com