Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirjen Kemendagri Sindir Pemprov DKI Saat Rapat Bahas Mekanisme KUA PPAS

Kompas.com - 10/08/2015, 16:26 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri Reydonnyzar Moenek mengapresiasi langkah DPRD DKI yang mengundang Kemendagri untuk menjelaskan mekanisme pembahasan Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA PPAS).

Donny (sapaan Reydonnyzar) mengaku berharap pemerintah provinsi bisa menyusun anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dengan cara yang tepat.

"Memang ada saatnya kita bekerja untuk sesuatu yang salah dengan cara benar. Ada saatnya kita bekerja untuk sesuatu yang benar dengan cara yang salah. Tetapi, kita ingin ke depannya, kerjakan sesuatu yang benar dengan cara benar," ujar Donny di Ruang Pola, Balai Kota DKI, Senin (10/8/2015).

Donny bercerita, pada tahun ini ada dua provinsi yang mengalami keterlambatan dana pencairan APBD, yaitu Aceh dan DKI Jakarta.

Meski sama-sama terlambat, Donny menemukan ada hal yang berbeda antara dua provinsi ini. Donny mengatakan, saat terjadi keterlambatan proses APBD di Provinsi Aceh, gubernur dan ketua DPRD begitu rajin menyambangi kantor Kemendagri.

"Aceh yang namanya gubernurnya angkat telepon tiap hari selalu datang konsultasi. Ketua dewannya hadir langsung, meskipun dengan segala kompleksitas Aceh," ujar Donny.

Akan tetapi, hal yang sama justru tidak terjadi di Pemprov DKI. Pemprov DKI seolah sulit sekali berkonsultasi dengan Kemendagri terkait polemik anggarannya.

Padahal, jarak Balai Kota dengan kantor Kemendagri begitu dekat. "Saya baru bertemu dengan DKI pada saat tampil di televisi. Jauh sekali rasanya ya Medan Merdeka Utara (kantor Kemendagri) dengan Medan Merdeka Selatan (Balai Kota) itu. Jauh sekali rasanya," ujar Donny.

Donny pun merasa senang bahwa tahun ini Badan Anggaran DPRD DKI berinisiatif mengundang Kemendagri untuk membahas mekanisme pembahasan anggaran.

"Kita beri applause kepada DPRD DKI. Sekarang kalau kami terima KUA PPAS dari gubernur minta konfirmasi. Saya bilang belum bisa. Saya minta momen seperti ini dulu untuk bisa duduk bersama," ujar Donny.

Untuk diketahui, rapat hari ini dihadiri oleh eksekutif dan legislatif untuk membahas mekanisme pembahasan KUA PPAS tahun 2016.

Awalnya, Gubernur DKI Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama dijadwalkan hadir, tetapi posisinya digantikan oleh Wakil Gubernur Djarot Syaiful Hidayat.

Sementara pihak legislatif diwakili oleh Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi dan Wakil Ketua DPRD DKI Ferrial Sofyan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com