Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komplotan Pencuri "Geser Tas" Beraksi di Restoran Cepat Saji

Kompas.com - 14/08/2015, 05:31 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Fredy Panggabean (43), warga Jalan Enim, Sungai Bambu, Tanjung Priok menjadi korban komplotan pencuri bermodus 'geser tas'. Korban merugi hingga Rp 6 juta, setelah tas berisi barang berharga di gondol komplotan tersebut, saat dirinya bersantap di restoran cepat saji di WTC I Jalan Jenderal Sudirman, Karet, Setiabudi, Kamis (13/8/2015), siang.

"Saya ngga sadar, tau-tau tas sudah hilang pas lagi makan," tutur Fredy kepada wartawan.

Menurut Fredy, dirinya datang ke restoran cepat saji tersebut seorang diri, sekira pukul 13.30 WIB. Saat itu, kurir pengiriman paket DHL Global Forwarding tersebut, meletakkan tas miliknya di lantai dekat kaki kanan, tepat di bawah meja yang diorder. Tanpa disadarinya, ada lima pengunjung restoran lainnya yang mengincar tas korban. Belakangan, diketahui jika kelimanya merupakan komplotan pencuri modus "Geser Tas".

Fredy pun menyadari jika dirinya menjadi target dari komplotan tersebut. Bahkan, aksi tersebut berlangsung singkat, kurang lebih 10 menit.

"Cepet banget kejadiannya, sekitar 10 menit. Saya baru sadar pas mau pergi, ternyata tas udah ngga ada," bebernya.

Berdasarkan rekaman CCTV di restoran tersebut, Fredy menuturkan, komplotan tersebut memang sudah merencanakan aksinya. Para pelaku terlihat profesional dan beraksi sesuai dengan tugas masing-masing. Termasuk penempatan posisi duduk dan penugasannya.

Saat beraksi, salah satu komplotan ditugasi mengawasi keadaan. Lalu, komplotan lainya bertugas mengalihkan perhatian. Begitu juga dengan komplotan yang bertugas mengeksekusi hingga menerima hasil curian dengan memasukkannya ke dalam tas besar.

"Yang pasti, mereka duduk di belakang orang yang menjadi target. Jadi, korban tidak bisa lihat gerak-geriknya," beber Fredy.

Saat korbannya lengah, pelaku yang bertugas mengeksekusi, mengeser tas incarannya pelan-pelan menggunakan kaki. Begitu tergeser, tas tersebut dioper ke komplotan lainnya melalui kolong meja. Setelah itu, barulah satu persatu pelaku melarikan diri.

Akibat insiden tersebut, korban mengalami kerugian sekitar Rp 6 juta. Dengan rincian, satu unit Laptop merek Dell, uang tunai 350 ribu, berikut identitas dan dokumen penting lainnya.

Dengan langkah lunglai, korban pun membuat laporan polisi ke Polsek Setiabudi dengan nomor LP/276/K/VIII/2015 Sek Setiabudi. "Makan cuma Rp 50 ribu doang, tapi yang hilang Rp 6 jutaan. Apes betul saya hari ini," pungkas korban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com