Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkat "Surat Terbuka untuk Pak Ahok", Lurah hingga Bazis Bantu Azmi

Kompas.com - 14/08/2015, 08:51 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Azmi Abdul Malik (12) kini memiliki harapan memiliki bola mata palsu. Berkat surat terbuka untuk Ahok yang tersebar di media sosial, banyak pihak yang ingin membantunya.

Ibunda Azmi, Yuli Rahayu Ningsih (42), menceritakan bagaimana ide munculnya surat terbuka kepada Gubernur DKI Jakarta itu. Menurut dia, hal itu berawal dari BPJS Kesehatan yang tidak menanggung biaya pergantian bola mata palsu untuk Azmi. Azmi kehilangan bola matanya karena tertancap mainan anak panah milik temannya saat dia berusia 4 tahun.

Sempat ada ide agar keluarga patungan untuk biaya operasi. Namun, rencananya itu tidak berjalan.

Kemudian, lanjut Yuli, muncul ide lainnya untuk membuat surat terbuka yang ditujukan kepada Ahok. "Sebenarnya yang bikin surat ke Pak Ahok bukan saya, tetapi adik ipar," kata Yuli saat ditemui Kompas.com di kediamannya, di Cakung, Jakarta Timur, Kamis (13/8/2015).

Yuli yang mengaku gagap teknologi soal media sosial, kaget dengan dampak surat terbuka itu. Tak hanya wartawan, pejabat tingkat kelurahan hingga kecamatan akhirnya menghubungi Yuli.

"Pertama kali Camat telepon saya, 'Bu saya Camat Cakung Ali Murthado, saya disuruh Pak Ahok, ibu warga Cakung ya? tinggal di mana. Ini terkait anak ibu'," ujar Yuli.

Hari itu juga, kecamatan mengutus Lurah Penggilingan, pihak puskesmas, untuk datang menemui keluarga Yuli. Staf Ahok juga menemui Yuli. Mereka menanyakan berapa biaya yang dibutuhkan untuk pengobatan Azmi.

"Saya cuma bilang saya pengen perjalanan pengobatan anak saya dipermudah supaya mungkin ada pembenahan di BPJS. Istilahnya, dilihat seperti apa estetikanya, seperti apa yang boleh dan enggak boleh."

"Kalau orang ingin mancungin hidung, itu baru enggak wajar. Kalau ini, anak saya kan kondisinya sakit," ujar Yuli.

Akhirnya, Yuli membawa berobat anaknya yang sakit itu ke RSCM pada Kamis pagi dengan bantuan pemerintah. Ternyata benar, dokter RSCM mengatakan mata Azmi perlu ditangani segera.

"Dokter bilang ada jaringan mata yang rusak sehingga harus segera dioperasi," ujar Yuli.

Yuli mengatakan, buah hatinya itu kemungkinan akan dioperasi pekan depan setelah lengkap berbagai pemeriksaan.

Dia memperkirakan butuh dana Rp 30 juta untuk biaya operasi mata anak. Sebab, saat Azmi berobat pertama kali ketika mengalami kejadian, biaya pengobatan ditanggung kartu Gakin Rp 20 juta. Yuli cukup lega karena Ahok dan lembaga zakat mau membantu biaya operasi anaknya.

"Tadinya bingung, sekarang banyak yang menolong. Dari Badan Amal Zakat Infak dan Sedakah (BAZIS) masjid juga mau bantu. Katanya mereka, Pak Ahok yang suruh, lewat Wali Kota Jakarta Timur," ujarnya. (Baca: Ahok Tanggung Biaya Pengobatan Azmi, Bocah yang Kehilangan Bola Mata)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com