gojekindonesia dikerjain lagi sama driver ini, asal pickup aja pdhl gak kerja.jgn dibayar #komplain #nyebelin," tulis sang netizen mengadu ke akun resmi Go-Jek Indonesia, @gojekindonesia.
Tak berapa lama, keluhan itu mendapat respons, "GO-JEK @gojekindonesia @gertrudishrani hi, mohon maaf ketidaknyamanannya saat ini sistem kami memang sedang terkendala."
Rupanya, hal yang dikeluhkan tersebut dibenarkan oleh pengemudi gojek lainnya. Sutejo (56), seorang pengojek berbasis aplikasi, mengatakan, ia juga pernah menyelesaikan order tanpa benar-benar melakukannya. Hal ini biasanya karena pelanggannya tidak dapat dihubungi.
"Habisnya enggak ada pilihan. Masa mau seharian nungguin pelanggan nyelesaiin satu order. Kan rugi kita, enggak bisa ambil order lainnya," ujar pengojek itu saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (1/9/2015).
Namun, pria yang sudah 4 bulan menjadi pengojek berbasis aplikasi ini pun mengakui bahwa ada rekannya yang nakal. Oknum pengojek itu sengaja mengambil order kemudian menyelesaikannya tanpa benar-benar melakukannya.
"Ada juga sih yang nakal. Biasanya kalau ketahuan sama manajemen langsung ditegur dan dikeluarkan," kata dia.
Ia menceritakan, pernah ada seorang pengojek yang mendapatkan Rp 15 juta per bulan. Namun, bukan karena dia rajin, melainkan karena sering hanya berpura-pura menjalani order.
Idvi (44), pengojek berbasis aplikasi yang kerap mangkal di kawasan Semanggi, mengatakan, hal ini masih menjadi kelemahan aplikasi penyedia jasa layanan ojek. Ketika ada order, manajemen belum dapat memverifikasi lagi apakah order itu asli atau tidak.
"Makanya, kan aneh kalau sampai customer enggak bisa dihubungi. Itu (order) asli atau enggak? Tapi driver yang nakal juga ada, terima order, tapi enggak jalan," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.