Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuhan Keji dan Pentingnya Pendataan Penghuni Kos

Kompas.com - 04/09/2015, 16:57 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang wanita paruh baya, Suprapti (59) tewas bersimbah darah di kediamannya di Jalan Tebet Utara I, Tebet Timur, Tebet, Jakarta Selatan pada Kamis (3/9/2015) sore. Suaminya Paidi (64) menemukannya tergeletak di lantai 2 rumahnya, di dekat pintu kamar yang disewakan sekitar pukul 18.00 WIB.

Wanita yang sehari-harinya membantu suaminya berjualan es kelapa itu tewas dengan tujuh luka tusukan di bagian dada dan perut. Kepala belakang wanita itu juga terluka.

Saat Suprapti ditemukan tewas, penghuni kamar kos itu tidak ada di sana. Penghuni yang terdiri dari seorang laki-laki dan perempuan itu tidak kembali lagi ke sana.

Tidak banyak warga sekitar yang tahu penghuni kamar kos itu. Hanya beberapa warga yang mengaku mengenali wajahnya, tetapi tidak mengetahui identitasnya.

Bahkan Ketua RT 05 RW 10 Tebet Timur Tarjono (64) pun tidak mengetahui identitas penghuni kos itu. Sejoli itu belum pernah melapor kepadanya menjadi penghuni kos.

Identitas tak diketahui

Seorang tukang galon air, Anto (30) mengaku mengenali dua orang itu. Ia yang sering mengantar galon air ke rumah Suprapti mengaku pernah beberapa kali melihat kedua anak muda yang baru dua minggu tinggal di sana.

Ia bahkan melihat keduanya berlari pada Kamis sore sekitar pukul 16.00 WIB. Bahkan pakaian si laki-laki terlihat berlumuran darah. Namun, ia beralasan habis terjatuh. Mereka kabur ke arah Jalan Abdullah Syafei, Tebet.

Belum diketahuinya identitas kedua penghuni kos itu cukup menyulitkan kepolisian dalam mengejarnya.

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mohammad Iqbal, kedua penghuni kos itu diduga merupakan pembunuh Suprapti. "Identitas sedang kita lidik. Kita tidak tahu identitasnya," kata dia di Jakarta, Jumat (4/9/2015).

Sedikitnya warga yang mengenali korban merupakan bukti bahwa kedua orang itu jarang berinteraksi dengan mereka.

Tidak tercatatnya identitas mereka juga membuktikan pendataan yang dilakukan RT dan RW belum kuat. Camat Tebet Mahludin mengatakan, pihaknya dan Sudin Dukcapil Jakarta Selatan selalu mengimbau bagi RT dan RW setempat untuk mendata penghuninya, terutama pendatang.

Sehingga seharusnya RT dan RW mengetahui identitas setiap penghuni kos-kosan. Hal ini diakuinya penting, termasuk untuk mengantisipasi kriminalitas.

Bulan lalu, kata dia, pihak kecamatan telah melakukan pendataan. Namun karena baru dua minggu menempati rumah itu, maka penghuni kos itu belum sempat terdata.

"Makanya sudah kami imbau terus RT RW untuk melakukan pendataan rutin," kata Mahludin saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Untuk diketahui, kejadian pembunuhan di Jalan Tebet Utara I bukan baru pertama kali terjadi. Pada 11 April 2015 lalu, seorang wanita Deudeuh Alfi Sahrin (26) dibunuh di rumah kosnya di Jalan Tebet Utara I Nomor 15C.

Ia dibunuh oleh pelanggannya sendiri, RS (24). Dengan kata lain, fungsi pengawasan kos-kosan di kawasan itu pun belum optimal.

Namun, karena merupakan jalur hijau, sepanjang Jalan Tebet Utara I dan Jalan Tebet Raya memang seharusnya tidak terdapat bangunan.

Menurut Mahludin, nantinya pihak kecamatan akan membongkar ratusan rumah penduduk di sana. Saat ini masih dalam tahap sosialisasi kepada warga untuk menggusur rumah-rumah di sana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com