Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dihadang Pedagang Pasar Karang Anyar, Ahok Sempat Naik Pitam

Kompas.com - 15/09/2015, 23:00 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama naik pitam ketika dihadang puluhan pedagang Pasar Karang Anyar, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Selasa (15/9/2015). Mereka meminta agar Basuki menunda penertiban pembongkaran lapak sekitar 365 pedagang yang akan dilakukan pada Rabu (16/9/2015).

Kepada Basuki, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Karang Anyar Rahmat meminta penertiban ditunda hingga pedagang mendapat pekerjaan baru.

"Bang Ahok (Basuki), saya minta pembongkaran itu ditunda atau tidak dilakukan sama sekali karena keberadaan pedagang ini tidak menyebabkan banjir atau macet," kata Rahmat ketika menghadang Basuki di dekat pintu samping Balai Kota, Selasa (15/9/2015). 

Mendengar hal itu, Basuki menegaskan tetap akan membongkar lapak mereka di Pasar Karang Anyar. Pasalnya, pedagang berdagang di atas saluran air yang menyebabkan banjir. Namun, Rahmat serta pedagang lain tidak terima dengan jawaban Basuki. Mereka memotong jawaban Basuki dan mengklaim berdagang di dataran tinggi.

Bahkan, lanjut Rahmat, Pasar Karang Anyar milik PD Pasar Jaya-lah yang menyebabkan banjir di wilayah tersebut. Terus terjadi perdebatan antarkedua belah pihak dan membuat ajudan Basuki kewalahan. Sampai akhirnya, emosi Basuki meluap ketika Rahmat mengungkapkan kekecewaannya.

"Saya ini dulu ketua tim kampanye Bang Ahok. Saya tidak minta apa-apa, tapi mohon perhatikan nasib kami para pedagang ini. Kalau tempat kami dibongkar, mau ke mana kami berdagang?" kata Rahmat. 

Dengan nada tinggi, Basuki menjawab tidak peduli jika nantinya banyak pihak tidak mendukungnya kembali pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017.

"Ngomong jujur ya, Anda tidak pilih saya pun, saya tidak peduli. Bagi saya, saya dipilih jadi gubernur di Jakarta demi mengatasi Jakarta tidak banjir dan macet. Kalau memang saya harus selesaikan itu, saya harus dorong itu," tegas Basuki. 

Para pedagang lain pun bersikukuh mengatakan bahwa tempat dagang mereka yang terletak di samping Pasar Karang Anyar tidak berada di atas saluran air. Mereka justru menuding Pasar Karang Anyar milik PD Pasar Jaya-lah yang terletak di atas saluran air.

Melihat hal itu, akhirnya Basuki luluh. Ia mengaku akan melihat petanya terlebih dahulu sebelum dilakukan pembongkaran. "Saya lihat denahnya dulu," kata Basuki sambil meninggalkan pedagang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com