Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Uji Coba Penggunaan Kendaraan DInas BBG

Kompas.com - 30/09/2015, 15:34 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berupaya agar ke depannnya seluruh kendaraan dinas dapat menggunakan bahan bakar gas (BBG). Tidak hanya kendaraan dinas untuk operasional, tetapi juga kendaraan dinas untuk pejabat.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi Andri Yansyah usai acara penandatanganan penyerahan delapan unit mobil prototype compressed natural gas (CNG) dari PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia ke Pemprov DKI Jakarta di Balai Kota, Rabu (30/9/2015).

Penyerahan mobil tersebut adalah dalam rangka studi kelayakan CNG yang dilakukan Dewan Energi Nasional.

"Seumpama aman, nyaman, dan murah kenapa enggak. Bisa diaplikasikan juga di kendaraan-kendaraan dinas pemerintah," kata Andri.

Menurut Andri, delapan unit mobil prototype CNG dari Toyota rencananya akan digunakan sejumlah instansi yang ditunjuk. "Dilihat dari efektivitasnya, nyaman enggak, aman enggak. Percobaan dulu," ujar dia.

Bila nantinya dirasa nyaman, Andri menyebut kemungkinan besar akan ada tindak lanjut menuju ke arah pengadaan mobil CNG untuk penggunaan kendaraan dinas.

"Seumpama kita menerapkan kendaraan-kendaraan kita pakai gas, maka kita harus mikirkan SPBG-nya juga. Itu bisa dikaji lagi," ucap dia.

Dalam kesempatan yang sama, Vice President Director PT‎ PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Warih Andang Tjahjono mengatakan bahwa mobil prototype CNG yang mereka produksi memiliki banyak keunggulan, seperti penggunaan teknologi bio full system dan emisi CNG yang mencapai level EURO 4.

Menurut dia, penggunaan bio full system memungkinkan kendaraan menggunakan bahan bakar gas dan premium secara bergantian.

Sedangkan emisi CNG yang mencapai level EURO 4 membuat kendaraan lebih ramah lingkungan dan harganya lebih terjangkau.

"‎‎Emisi CNG level EURO 4 juga tidak terlalu tinggi seperti hybrid, tetapi kita sudah bisa memberi manfaat yang besar untuk lingkungan. Harganya juga lebih murah ketimbang premium, sehingga akan cocok diterapkan untuk angkutan umum," kata Warih.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror 'Debt Collector'

Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror "Debt Collector"

Megapolitan
3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas 'One Stop Service' untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas "One Stop Service" untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com