Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas PA Sesalkan Kasus Pencabulan Anak di Rusun Pinus Elok

Kompas.com - 14/10/2015, 15:38 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menyesalkan terjadinya kasus pencabulan terhadap anak di Rusun Pinus Elok, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur. Seperti diketahui, seorang gadis cilik berusia tiga tahun di rusun itu dicabuli oleh sesama penghuni rusun tersebut.

Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait berharap, kasus pencabulan semacam ini tidak terulang lagi di tempat seperti rusun.

"Kami sangat menyesalkan kejadian itu. Makanya saya selalu mengatakan, bahwa DKI Jakarta itu ancamannya darurat kekerasan seksual. Baik itu di pemukiman biasa, rusun, lalu di tempat-tempat bermain anak dan sekolah, itu belum ramah kepada anak," kata Arist, kepada Kompas.com, Rabu (14/10/2015).

Arist mengatakan, pemangku kebijakan tidak boleh lupa bahwa rusun sebenarnya sama seperti sebuah komplek pemukiman padat. Orang tua diimbau agar memberikan perhatian yang cukup terhadap anak pada kondisi begitu.

Selain itu, lanjutnya, peraturan tata tertib harus dibuat sama seperti dipemukiman biasa, bahkan kalau perlu di rusun di bentuk tim reaksi cepat untuk mencegah terjadinya kasus kejahatan seksual. Jika tidak, RT dan RW bisa menjadi penggantinya.

"Saya kira dia (RT/RW) bisa menjelmakan dan mewujudkan diri sebagai tim reaksi cepat di rusun itu, menyusun tatib di rusun itu, salah satunya, semua wajib anti-kekerasan terhadap anak, tidak boleh memukul, tidak boleh membentak, dan mengorganisir sebuah tatib yang disepakati oleh penghuni rusun," ujar Arist.

"Jadi kalau misalnya RT RW nya menegur itu tidak terjadi perlawanan dan tidak dianggap sebagai intervensi masuk ke keluarga itu, tapi sebagai pemantau," tambah Arist.

Dirinya mendukung langkah Pemprov DKI menyediakan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) di tiap rusun. Hanya, dari pemantauannya belum semua rusun dilengkapi tempat bermain semacam itu. Selain itu, konsep pembangunan rusun juga masih belum mengacu para sudut pandang ramah anak.

"Oleh karenanya kita dukung RPTRA itu. Karena dengan itu jadi salah satu indikator persyaratan tempatnya menjadi ramah terhadap anak," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com