Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dapat Laporan Anak Sulit Bertemu Ibunya, DPR Sidak ke Rutan Pondok Bambu

Kompas.com - 27/10/2015, 12:32 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyambangi Rumah Tahanan Pondok Bambu, Jakarta Timur, Selasa (27/10/2015).

Fahri datang bersama sejumlah anggota Dewan lantaran mendapat informasi jika ada warga binaan yang sulit bertemu anaknya.

"Kami datang karena ada surat dari warga binaan dari sini, yang ditulis tangan, yang kira-kira meminta agar negara beri perhatian kepada hubungan mereka kepada anak-anak," kata Fahri di Rutan Pondok Bambu.

Ikut hadir Wakil Ketua Komisi III Benny K Harman, Ketua Komisi VIII Saleh Daulay dan Wakil Ketua Komisi VIII Ledia Hanifah.

Fahri mengatakan, negara perlu menjamin hak seorang anak untuk dapat bertemu ibunya yang menjadi narapidana.

"Kalau asa anak terpisah dengan ibunya, dan ibunya tidak mampu karena tidak punya biaya, maka negara harus hadir untuk memfasilitasinya," kata dia.

Kepala Rutan bantah

Kepala Rutan Pondok Bambu Sri Susiliarti mengatakan, selama ini tidak ada upaya untuk menghalang-halangi tahanan maupun warga binaan untuk bertemu keluarganya.

Bagi narapidana, mereka dapat dikunjungi keluarganya setiap Senin, Rabu dan Kamis siang. Sementara, hari kunjungan untuk tahanan jatuh pada Selasa, Kamis dan Jumat pagi.

"Memang ada permintaan dari para warga binaan untuk dapat kunjungan di hari Sabtu. Setelah kami bicarakan dengan atasan, akhirnya diputuskan untuk memberikan kesempatan bertemu setiap hari Sabtu minggu keempat setiap bulan," ujarnya.

Sri mengaku, pihaknya cukup kewalahan untuk menjaga seluruh tahanan dan narapidana. Sebab, jumlah mereka yang mencapai 1.039 orang melebihi kapasitas tahanan yang hanya dapat menampung 619 orang.

"Ada permintaan tambahan supaya kunjungan setiap hari Sabtu ditambah, tapi masih kami pertimbangkan karena keterbatasan petugas dan banyaknya orang yang harus diawasi. Dan kunjungan setiap hari libur itu rawan untuk penyelundupan narkoba," ujarnya.

Ia menyebut, dari 1.039 orang tahanan dan narapidana, sebanyak 734 diantaranya merupakan kasus narkoba. Sisanya terpidana dan tahanan kasus tindak pidana umum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com