Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Pengemis, Sopir Kopaja Ini Berpura-pura Kakinya Buntung

Kompas.com - 16/11/2015, 19:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Mendapatkan uang cepat-tanpa berusaha, kedua hal tersebut menjadi pendorong bagi para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) untuk menjalankan operasinya. Bahkan, guna mendapatkan uang, para PMKS pun tidak segan berpura-pura cacat untuk meraih simpati masyarakat.

Hal tersebut terungkap pada penangkapan seorang pengemis bermodus cacat kaki di Jalan Gunung Sahari Raya, tepatnya simpang Bungur, Senen, Jakarta Pusat pada Jumat (13/11) malam.

Dalam pemeriksaan, diketahui pengemis tersebut berpura-pura berkaki buntung untuk mendapatkan rasa kasihan masyarakat.

Penangkapan pengemis penipu tersebut diungkapkan Kabid Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial DKI Jakarta, Khaidir pertama kali ditemukan oleh pihaknya saat beroperasi di sekitar Jalan Gunung Sahari, Senen, Jakarta Pusat.

Dalam penyisiran tersebut, pihaknya melihat seorang pemuda terlihat duduk mengemis di atas trotoar pada sekira pukul 20.00 WIB.

Mengetahui hal tersebut, para petugas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Dinas Sosial yang berada di lokasi pun segera mengamankan pemuda yang diketahui bernama Tyar (18) warga Jalan Kemayoran Timur Ketapang RT 04/05 Utan Panjang, Kemayoran, Jakarta Pusat itu.

Dalam pemeriksaan, diketahui pemuda kelahiran Jakarta, 1 Maret 1994 itu telah berpura-pura memiliki kaki kanan buntung.

Guna mengelabui masyarakat, Tyar yang diketahui memiliki kedua kaki yang normal itu melipat salah satu kakinya ke belakang hingga menyentuh bokong dengan tetap mengenakan celana panjang, sehingga seakan-akan kaki Tyar terlihat buntung hingga sebatas lutut.

"Kita langsung bawa yang bersangkutan ke Panti Sosial Bina Insan (PSBI) Bangun Daya I, Sasana Bina Insan Cengkareng. Dia akan diperiksa dan mendapatkan pembinaan agar tidak kembali turun ke jalan," jelasnya.

Usai disalurkan ke PSBI Bangun Daya I, Tyar yang diketahui sebagai Sopir Kopaja itu pun menjalani pemeriksaan oleh petugas.

Dalam keterangannya, Tyar mengaku nekat membohongi masyarakat dengan berpura-pura berkaki buntung dan mengemis karena didorong kebutuhan hidup, yakni istrinya, Dian (17) dikatakannya kini sedang melahirkan dan dirawat di Rumah Sakit Mitra Kemayoran.

"Yang bersangkutan ngaku baru ngelakuin aksinya ini sekali, alasannya karena istrinya habis lahiran terus nggak ada biaya. Kami akan periksa lagi, apakah benar atau cuma alasannya saja," ungkap Dwi Ratih, petugas Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya I, Sasana Bina Insan Cengkareng, Minggu (15/11).

Agar aksi serupa tidak terulang, serta kesadaran Tyar akan hidup yang lebih baik tercapai, Tyar akan menjalani rehabilitasi hingga tiga bulan mendatang. Dirinya akan mendapatkan konseling dan diajarkan sejumlah keterampilan sebagai bekal berusaha selepas meninggalkan PSBI. (Dwi Rizki)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com