Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibutuhkan Kejujuran untuk Kurangi Penyebaran HIV/AIDS

Kompas.com - 01/12/2015, 12:45 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivis HIV/AIDS sekaligus psikolog klinis Baby Jim Aditya menyayangkan sifat orang Indonesia yang masih malu untuk mengakui dirinya beresiko tinggi terkena maupun menularkan HIV/AIDS.

Padahal, jika setiap orang mau jujur dan mengubah perilaku seksnya, angka penularan HIV/AIDS dapat ditekan secara signifikan.

Baby mencontohkan, seorang yang berjerawat ingin jerawatnya hilang, tetapi dia tidak mau mengakui jerawatnya hilang. Menurut dia hal itu tidak ada hasilnya.

Sama dengan mereka yang punya perilaku seks bebas tetapi tidak menyadari dirinya adalah orang yang berisiko tinggi menularkan HIV/AIDS, bahkan ke pasangannya sendiri.

"Paling sederhana mengubah perilaku. Mengubah risiko tinggi perilaku seks tidak aman. Perilaku seks kita memang brengsek. Bagaimana kalau tidak mau mengakui kenyataan? Kalau Anda melakukan hal sama berulang-ulang dan mengharapkan hal yang berbeda, Anda adalah orang gila," kata Baby kepada Kompas.com, Selasa (1/12/2015).

Berdasarkan pengalamannya dalam memberi konseling dengan banyak orang, rata-rata, laki-laki tidak ingin terkena HIV/AIDS namun juga tidak mau setia pada satu pasangan.

Ataupun suka melakukan hubungan seks dengan banyak orang, tetapi tidak mau melakukan seks aman dengan pakai kondom.

Hal itulah yang jadi kendala terbesar dalam menangani penyebaran HIV/AIDS di Indonesia.

Faktor lainnya, adalah budaya patriarki yang sudah mengakar di segala lini kehidupan masyarakat Indonesia.

Kesetaraan perempuan dengan laki-laki masih samar dalam realitanya di kehidupan sehari-hari.

Secara tidak langsung, budaya patriarki menjadikan perempuan sebagai sosok yang paling bertanggung jawab soal kelahiran anak.

Padahal, laki-laki yang membuahinya, juga sangat bertanggung jawab untuk tidak menularkan pasangannya, termasuk anaknya sendiri.

"Makanya, yang saya bilang, jahat sekali dampak dari budaya patriarki ini. Perempuan seakan-akan yang menanggung semuanya, sedangkan laki-laki bebas berhubungan seks dengan siapa saja. Tahu-tahu, pasangannya sudah sakit-sakitan, belakangan baru ketahuan kena HIV/AIDS. Perspektif seperti ini yang belum dimiliki orang Indonesia," tutur Baby.

Atas dasar hal itu, Baby berpesan, agar laki-laki khususnya, bisa lebih terbuka dan jujur kepada pasangannya masing-masing.

Selain itu, tiap pasangan juga bisa memastikan lebih lanjut apakah dirinya tertular HIV/AIDS dengan tes ke dokter.

Kejujuran dan keterbukaan untuk mengakui apakah Anda tertular atau tidak, bukan hal yang buruk.

Justru, dengan bersikap begitu, masyarakat bisa menyelamatkan generasi selanjutnya dari penyebaran HIV/AIDS dan bagi yang tertular bisa cepat ditangani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com