Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Laporkan Suaminya ke Polisi, Noriyu Tidak Akan Lanjutkan ke MKD

Kompas.com - 03/12/2015, 20:53 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan anggota DPR RI, Nova Riyanti Yusuf (Noriyu) mengatakan tidak melaporkan suaminya SP, anggota DPR RI, ke Mahkamah Kehormartan Dewan (MKD).

Kedatangannya ke MKD hari ini, Kamis (3/12/2015) hanya meminta pendapat.

"Waktu saya hadir itu belum tentu saya melaporkan Pak SP ke MKD. Saya baru sebatas sharing. Kemudian dalam sharing yanh tidak memakan waktu lama tadi siang, saya memutuskan rasanya saya tidak membawa kasus ini ke MKD," kata Noriyu di Mapolda Metro Jaya, Kamis.

Noriyu juga menegaskan tidak akan melaporkan SP ke Fraksi Gerindra. Pernyataan ini mengklarifikasi terkait pemberitaan beberapa media massa yang menyebut kedatangan Noriyu untuk melaporkan suaminya ke MKD.

"Mungkin tadi media massa yang banyak itu tidak mendapat keterangan ini. Jadi sekarang saya titip klarifikasi bahwa saya hari ini tidak melaporkan Pak SP ke MKD dan ke Fraksi Partai Gerindra," jelas Noriyu.

Senada dengan Noriyu, SP juga mengatakan bahwa dirinya tidak dilaporkan ke MKD. Kedatangan istrinya hanya meminta pemdapat. (Baca: Noriyu Berencana Laporkan Suaminya ke MKD atas Dugaan KDRT)

"Karena tadi di running text itu bahwa seolah olah saya dilaporkan oleh Nova (Noriyu) ke MKD. Tapi hari ini dari Nova mengklarifikasi itu bahwa tadi beliau di sana bukan untuk melaporkan saya di MKD maupun di Fraksi Partai Gerindra," kata SP.

Sebelumnya, Noriyu melaporkan suaminya, yakni SP atas dugaan kekerasan dalam rumah tangga. Menyusul laporan Noriyu ke polisi itu, SP melaporkan kakak Noriyu yang berinisial R.

SP melaporkan kakak iparnya itu ke polisi atas dugaan melakukan penganiayaan ringan. Ia membantah melakukan kekerasan rumah tangga kepada Noriyu. SP mengaku ketika itu tengah berkelahi dengan kakak iparnya. (Baca: Noriyu dan Suaminya Akan Didamaikan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com