Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluh Kesah Ahok Terganjal Restu DPR Bangun Rusun di Kemayoran

Kompas.com - 07/12/2015, 12:40 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kembali mengeluhkan sikap Komisi II DPR RI yang tidak mengizinkan pembangunan rumah susun yang juga dipergunakan untuk menampung atlet-atlet Asian Games 2018 di Kemayoran, Jakarta Pusat.

Basuki menegaskan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI tidak akan membuat kawasan Kemayoran menjadi kawasan komersial. 

"Saya sudah katakan kepada PT Jakarta Propertindo (BUMD yang ditunjuk Basuki membangun rusun di Kemayoran). Kalau Anda bangun sebagai bangunan komersial, kami tidak akan beli kembali," kata Basuki, di Balai Kota, Senin (7/12/2015). 

Sementara jika PT Jakpro membangun lahan itu untuk rusun, Basuki akan menginstruksikan Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI untuk membeli kembali rusun tersebut.

Basuki meyakini PT Jakpro akan merugi jika membangun rusun dengan biaya sewa Rp 15.000 tiap harinya.

"Kami salah lho perintahkan PT Jakpro melakukan bisnis yang rugi. Kami minta PT Jakpro bangun rusun, dipinjamkan untuk atlet Asian Games, kami beli kembali rusunnya," kata Basuki. 

Di sisi lain, Basuki menegaskan tidak akan menginstruksikan PT Jakpro jika Pusat Pengelola Kompleks (PPK) Kemayoran menggandeng pengusaha membangun apartemen di sana.

Yang terpenting, lanjut dia, fungsinya tetap sama untuk menampung atlet-atlet yang berlaga di Asean Games 2018. 

Instruksi Wapres

Pembangunan rusun di Kemayoran, lanjut Basuki, merupakan instruksi Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Beberapa waktu lalu, Kalla mengajak Basuki serta Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno naik helikopter dan melihat kawasan kumuh di sekitar Kemayoran.

Ketika itu Kalla menginstruksikan Basuki membangun rusun di Kemayoran untuk menampung warga yang tinggal di daerah kumuh di Utara Jakarta.

Tak hanya membangun rusun, Kalla juga menginstruksikan Basuki mengubah lapangan golf menjadi lapangan bola.

"Kata Pak Wapres, saya harus bikin taman atau lapangan bola. Saya bilang, 'sanggup Pak, saya bilang, saya akan sulap semuanya'," kata Basuki. 

Meski demikian, Basuki tidak bisa membangun rusun dan lapangan bola menggunakan anggaran tahun jamak (multiyears).

Kemudian, Basuki meminta Kalla agar Presiden Joko Widodo menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) agar penertiban kawasan kumuh di Kemayoran segera terealisasi.

Akhirnya, Jokowi menerbitkan Perpres Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. 

Dalam Perpres ini disebutkan, Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan Badan Usaha (BUMN, BUMD, swasta, badan hukum asing, atau koperasi) dalam penyediaan infrastruktur.

"Makanya kami beli balik (dari PT Jakpro), kami mensubsidi 80 persen, seperti rusun yang lain. Saya enggak boikot (Asian Games), cuma saya enggak usah bangun (rusun), saya bilang," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Megapolitan
Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

Megapolitan
Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Megapolitan
Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Ngerinya Kekerasan Berlatar Arogansi Senioritas di STIP, Tradisi yang Tak Benar-benar Hilang

Ngerinya Kekerasan Berlatar Arogansi Senioritas di STIP, Tradisi yang Tak Benar-benar Hilang

Megapolitan
Hanya Raih 4 Kursi DPRD, PKB Kota Bogor Buka Pintu Koalisi

Hanya Raih 4 Kursi DPRD, PKB Kota Bogor Buka Pintu Koalisi

Megapolitan
Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Megapolitan
Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Megapolitan
Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Megapolitan
Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Megapolitan
Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com