Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah yang Dipukul Oknum TNI AL Dipindahkan ke Rumah Aman

Kompas.com - 13/01/2016, 19:53 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -  T (12), siswa sekolah dasar (SD) yang dipukul oknum TNI AL karena dituduh mencuri burung, segera ditempatkan di rumah aman.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam Sholeh menyampaikan bahwa pihaknya tengah mengurus proses pemindahan T ke rumah aman tersebut. (Baca: KPAI Upayakan Kasus Pemukulan Bocah SD oleh Oknum TNI AL Diproses Hukum)

"Kami masih mengurus untuk pemindahan T ke rumah aman. Hari ini T bisa langsung tinggal sementara di sana," kata Niam, Rabu (13/1/2016).

Menurut dia, T akan dipulihkan secara intensif di rumah aman yang lokasinya dirahasiakan tersebut.

Selama berada di rumah aman, T akan didampingi pihak KPAI dan disiapkan untuk kembali ke kehidupan sosialnya sebagai anak kelas 6 SD. (Baca: TNI AL Akan Beri Sanksi Oknumnya yang Pukuli Bocah)

Niam juga mengatakan bahwa T akan didampingi psikolog. Perkembangan psikisnya akan terus dipantau. "T belajar juga pas di rumah aman buat ujian akhir SD sebentar lagi," tutur Niam.

Sebelumnya, T sempat dirawat di Rumah Sakit Prikasih, Pondok Labu, Jakarta Selatan, selama empat hari.

Hasil pemeriksaan dokter yang menangani T menunjukkan adanya geger otak serta kelainan fungsi ginjal dan liver pada bocah tersebut. Sore tadi, T diizinkan meninggalkan rumah sakit.

Pihak keluarga masih fokus terhadap pemulihan T dan memutuskan untuk tidak pulang ke rumah dengan alasan keamanan. (Baca: Keluarga Bocah SD yang Dipukul Oknum TNI AL Takut Pulang ke Rumah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com