Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trauma, Korban Ledakan di Kawasan Sarinah Ini Takut Ditinggal Sendirian

Kompas.com - 16/01/2016, 09:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Muhammad Nurman Permana (24), salah satu korban ledakan granat di pos polisi dekat Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016), menderita trauma. 

Warga Bojonggede, Bogor, itu menjadi ketakutan apabila ditinggal sendirian. (Baca: Cerita Pengunjung Starbucks Loloskan Diri dari Kekacauan Bom Kawasan Sarinah)

Hal itu disampaikan ayah Nurman, Aiptu Asep Yanto Rukmanto (52), seusai menemani anaknya di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Jumat (15/1/2016).

Dalam tragedi itu, Nurman mengalami luka sobek di punggung dan sejumlah bagian tubuh lain.

Beruntung, menurut Asep, kondisi anaknya saat ini berangsur membaik setelah menjalani operasi, Kamis.

Selain Nurman, sang kakak, yakni Agus Kurnia (34), juga menjadi korban ledakan di lokasi yang sama. Agus juga dirawat di RSPAD Gatot Subroto karena telinganya terus berdengung.

Sejak dirawat di RSPAD Gatot Subroto, Kamis yang lalu, Nurman hanya boleh ditemani Asep sebagai perwakilan keluarga.

Karena Nurman takut ditinggal, Asep nyaris tidak pernah beranjak dari tempat tersebut. (Baca: "Orang Bilang Menjauh... Menjauh... Ya Tuhan, Ternyata Itu Bom")

Menurut Asep, anaknya menjadi sering merasa ketakutan, apalagi ketika merasa sendirian saat semua orang terlelap pada malam hari.

"Dia trauma ya, kalau sendirian jadi ketakutan. Makanya, saya enggak berani tinggal," kata Asep.

Anggota Sabhara Polsek Metro Pulogadung itu baru mulai merasa lega karena sejak Jumat, sang istri, yakni Nuraini, sudah diperbolehkan petugas untuk bergantian menemani Nurman dan Agus di rumah sakit.

Nuraini juga mengaku lega karena sudah diperbolehkan menjenguk dua anaknya yang menjadi korban teror di kawasan dekat Sarinah tersebut.

Baik Nuraini maupun Asep berharap agar dua anaknya bisa segera pulih. "Kami juga bersyukur karena semua biaya rumah sakit ditanggung pemerintah," ujar Asep.

Sebelum ledakan terjadi, Nurman dan Agus berada di samping pos polisi seusai menyelesaikan urusan mereka di Galeri Indosat.

Mereka saat itu hendak menyeberang pulang ke kontrakannya di Jalan Kebon Kacang, Tanah Abang. (Baca: Sebelum Ledakkan Bom di Starbucks, Teroris Berusaha Peluk Warga)

Tiba-tiba, keduanya dikejutkan bunyi ledakan pertama di gerai Starbucks. Tak lama kemudian, ledakan juga terjadi di pos polisi.

Nurman mendengar empat kali bunyi ledakan, tetapi tidak sempat melihat pelaku. Adapun kakak beradik ini sama-sama bekerja di Jakarta.

Nurman menjadi pegawai di sebuah pusat perbelanjaan di Blok M, Jakarta Selatan, sedangkan Agus bekerja di sebuah rumah makan di Gondangdia, Jakarta Pusat. (Gopis Simatupang)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com