Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPRD DKI Jakarta Khawatir Perlawanan Bandar Narkoba Meluas

Kompas.com - 24/01/2016, 10:31 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD DKI Selamat Nurdin menilai permasalahan polisi yang dibunuh warga ketika menggerebek pengedar narkoba di Jalan Slamet Riyadi, Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur, merupakan permasalahan serius.

Kejadian itu harus menjadi peringatan keras terhadap forum musyawarah pimpinan daerah (muspida).

"Menurut saya polisi dipukuli dan dibunuh itu sudah keterlaluan. Itu harus jadi warning buat muspida untuk mengevaluasi agar jangan sampai ada api dalam sekam di Jakarta," ujar Selamat ketika dihubungi, Minggu (24/1/2016).

Selamat khawatir peristiwa di kawasan yang dikenal dengan Berlan itu akan menginspirasi titik rawan narkoba lainnya untuk melakukan perlawanan ketika digerebek polisi.

Jika hal itu terus-terusan terjadi, maka kepercayaan masyarakat terhadap aparat keamanan dan pemerintah akan berkurang. Belum lagi dengan potensi balas dendam yang dilakukan aparat sendiri.

Dengan demikian, kata Selamat, semua ini harus memiliki penyelesaian jangka panjang. Kepolisian harus mengajak semua lembaga untuk berkoordinasi mengantisipasi ini.

Polisi, Pemerintah Provinsi DKI, dan BNN harus berkoordinasi dalam memantau adanya kampung seperti itu di Jakarta. Jangan sampai ada kerawanan kejahatan yang tidak terpantau oleh muspida.

"Jadi penyelesaiannya lebih terintegratif saja. Kejadian penggerebekan narkoba kemarin dijadikan trigger saja untuk koordinasi yang lebih baik ke depannya. Kalau tidak, bisa-bisa malah terulang lagi," ujar dia.

Selamat mengatakan membongkar kawasan Berlan mungkin merupakan penyelesaian jangka pendek. Namun, hal itu hanya akan memindahkan lokasi pengedaran narkoba saja. Maka, penyelesaian jangka panjang tetap harus diutamakan oleh muspida.

"Cara pandangnya itu secara luas dan sistematis. Kalau dibongkar bisa-bisa dia hanya pindah lagi. Kucing-kucingan aja jadinya. Boleh melakukan penyelesaian jangka pendek tapi antisipasi juga jangka panjangnya," ujar Selamat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Megapolitan
Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Was-was Mencengkram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Was-was Mencengkram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com