Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Es Kopi Vietnam di Kafe Olivier

Kompas.com - 03/02/2016, 07:34 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus pembunuhan terhadap Wayan Mirna Salihin (27) pada 6 Januari lalu meninggalkan kesan tersendiri terhadap Kafe Olivier. Sebab, di tempat itulah, Mirna diracun yang kemudian menyebabkannya tewas.

Namun, kasus tersebut sepertinya tidak menyurutkan minat masyarakat untuk tetap berkunjung ke kafe yang berlokasi di lantai G, Grand Indonesia, sisi barat itu.

Hal itulah yang tampak pada Selasa (2/2/2016) petang kemarin. Kafe Olivier tampak ramai pengunjung.

Bangku-bangku, baik di area merokok maupun bukan, dipenuhi pengunjung.

Kalaupun ada yang kosong, dapat dipastikan tempat tersebut sudah ada yang memesan.

Apabila diperhatikan secara saksama, kebanyakan pengunjung Kafe Olivier memesan minuman yang sama dengan yang dipesan Mirna, yakni es kopi vietnam.

Kopi vietnam, baik yang disajikan dengan es maupun yang tidak, memang menjadi salah satu menu favorit di Kafe Olivier.

Minuman ini disebut menjadi minuman paling banyak dipesan pengunjung Kafe Olivier jauh sebelum adanya kasus Mirna terjadi.

"Dari dulu memang sudah jadi favorit di sini," kata salah seorang pramusaji, Agus (40).

Sekilas, kopi vietnam di Kafe Olivier tak memiliki perbedaan dengan kopi sejenis yang dijual di tempat-tempat lainnya. Cara penyajiannya pun sama.

Saat pertama kali dihidangkan, gelas hanya diisi dengan susu kental manis. Kemudian, kopi dituang melalui alat yang lazim dikenal dengan istilah vietnam drip.

Alat ini berfungsi menyaring ampas kopi agar tidak masuk ke dalam gelas. Hanya dengan menunggu sekitar dua menit, cairan kopi sudah bercampur dengan susu.

Vietnam drip kemudian diambil kembali oleh pramusaji.

Setelah diaduk, kopi pun siap untuk dinikmati.

Di Kafe Olivier sendiri, kopi vietnam dijual dengan harga sekitar Rp 45.000.

Seperti kopi vietnam pada umumnya, kopi vietnam di kafe tersebut memiliki rasa yang lebih pahit ketimbang kopi pada umumnya.

Rasa pahit inilah yang sering dinilai menjadi sensasi tersendiri bagi para pencinta kopi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com