Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lokasi Banjir Berubah-ubah

Kompas.com - 18/02/2016, 17:04 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Lokasi banjir di Jakarta selama beberapa tahun terakhir sangat acak dan tak berpola. Hal ini menyulitkan pengendalian banjir.

Relokasi dan normalisasi sungai belum terbukti meniadakan banjir di Jakarta. Sebaliknya, warga di sekitar sungai bisa berperan mengatasi banjir.

Topik ini mengemuka dalam diskusi "Drawing The River Near" yang diselenggarakan Yayasan Pertukaran Amerika dan Indonesia Aminef dan Fulbright di @America, Jakarta Selatan, Selasa (16/2) malam.

Hadir sebagai narasumber, yakni Frank Sedlar, insinyur sipil yang turut membangun pemetaan banjir Petajakarta.org, dan Christina Lehigh Geros, arsitek tata kota lulusan Universitas Harvard.

Frank mengatakan, meskipun ada beberapa lokasi langganan banjir, secara umum sebaran banjir selalu berubah dari tahun ke tahun.

"Dengan pola yang acak ini, sangat sulit memprediksi lokasi banjir. Pengendalian banjir dengan penataan wilayah juga sulit dilakukan," ujarnya.

Oleh karena itu, upaya paling efektif untuk meredam dampak banjir dalam jangka pendek adalah menguatkan peran komunitas dan warga melalui media sosial dan internet.

Artinya, warga menjadi sistem peringatan dini untuk warga lainnya mengenai lokasi banjir.

Cara ini, seperti yang sudah dilakukan di PetaJakarta.org, berusaha memberi informasi mengenai lokasi banjir dan statusnya.

"Pemerintah juga sudah menggunakan peta ini untuk memetakan dan menyusun rencana mengatasi banjir," ujarnya.

Penguatan sistem komunal ini dinilai menjadi sistem peringatan yang andal dengan ratusan ribu warga yang berperan sebagai sensor banjir di seluruh penjuru Jakarta.

Jumlah itu berlipat dibandingkan dengan 26 sensor banjir milik pemerintah.

Christina mengatakan, dibutuhkan pelatihan dan programprogram agar masyarakat bantaran kali bisa turut membantu kesehatan dan kebersihan lingkungan sungai.

Selama setahun ini, pihaknya melatih sekitar 1.100 orang di bantaran kali sebagai bagian dari sistem peringatan dini berbasis komunal.

Diskusi itu juga mengkritik banyaknya orang yang digusur untuk penataan wilayah dan normalisasi sungai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com