JAKARTA, KOMPAS.com — Lokasi banjir di Jakarta selama beberapa tahun terakhir sangat acak dan tak berpola. Hal ini menyulitkan pengendalian banjir.
Relokasi dan normalisasi sungai belum terbukti meniadakan banjir di Jakarta. Sebaliknya, warga di sekitar sungai bisa berperan mengatasi banjir.
Topik ini mengemuka dalam diskusi "Drawing The River Near" yang diselenggarakan Yayasan Pertukaran Amerika dan Indonesia Aminef dan Fulbright di @America, Jakarta Selatan, Selasa (16/2) malam.
Hadir sebagai narasumber, yakni Frank Sedlar, insinyur sipil yang turut membangun pemetaan banjir Petajakarta.org, dan Christina Lehigh Geros, arsitek tata kota lulusan Universitas Harvard.
Frank mengatakan, meskipun ada beberapa lokasi langganan banjir, secara umum sebaran banjir selalu berubah dari tahun ke tahun.
"Dengan pola yang acak ini, sangat sulit memprediksi lokasi banjir. Pengendalian banjir dengan penataan wilayah juga sulit dilakukan," ujarnya.
Oleh karena itu, upaya paling efektif untuk meredam dampak banjir dalam jangka pendek adalah menguatkan peran komunitas dan warga melalui media sosial dan internet.
Artinya, warga menjadi sistem peringatan dini untuk warga lainnya mengenai lokasi banjir.
Cara ini, seperti yang sudah dilakukan di PetaJakarta.org, berusaha memberi informasi mengenai lokasi banjir dan statusnya.
"Pemerintah juga sudah menggunakan peta ini untuk memetakan dan menyusun rencana mengatasi banjir," ujarnya.
Penguatan sistem komunal ini dinilai menjadi sistem peringatan yang andal dengan ratusan ribu warga yang berperan sebagai sensor banjir di seluruh penjuru Jakarta.
Jumlah itu berlipat dibandingkan dengan 26 sensor banjir milik pemerintah.
Christina mengatakan, dibutuhkan pelatihan dan programprogram agar masyarakat bantaran kali bisa turut membantu kesehatan dan kebersihan lingkungan sungai.
Selama setahun ini, pihaknya melatih sekitar 1.100 orang di bantaran kali sebagai bagian dari sistem peringatan dini berbasis komunal.
Diskusi itu juga mengkritik banyaknya orang yang digusur untuk penataan wilayah dan normalisasi sungai.