Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Honor PHL Dinas Kebersihan Diduga Dipotong

Kompas.com - 25/02/2016, 21:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Puluhan pekerja harian lepas (PHL) Dinas Kebersihan DKI Jakarta belakangan ini mengaku honornya disunat oleh PHL lainnya. Besarannya sekitar Rp 200.000 hingga Rp 1 juta per orang.

Ironisnya, pemotongan ini diduga dilakukan oleh mandor atau pengawas PHL di Cakung berinisial W.

(Baca: PHL Waduk Ria Rio: Kalau Ada Nomor HP Pak Gubernur, Saya Mau Lapor...)

Sejumlah PHL ini takut melaporkan karena takut dipecat. Sebab, PHL sebelumnya pernah dipecat akibat melaporkan kasus pemotongan honor tersebut.

M (27), salah seorang PHL Dinas Kebersihan DKI yang bekerja di wilayah Cakung, mengaku setiap bulan honor yang diterimanya dipotong Rp 500.000.

Seharusnya ia menerima honor Rp 3,1 juta, tetapi ia hanya menerima Rp 2,6 juta.

"Saya tidak berani lapor karena takut dipecat. Karena yang sudah-sudah, korban pungli lapor malah dipecat," ujar M, Kamis (25/2/2016).

Namun, sambungnya, setelah mengadu kepada Kepala Seksi Kebersihan Kecamatan Cakung, uang Rp 500.000 miliknya dikembalikan.

Kondisi terparah dialami D (38), PHL sopir truk pengangkut sampah. Honor yang diterimanya dipotong Rp 1 juta setiap bulan.

Alasannya, uang itu untuk jasa memasukkan dirinya sebagai PHL. Uang tersebut juga diduga untuk disetorkan ke oknum PNS di Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur.

Kemudian, PHL lainnya yang mengaku dipotong honornya adalah A (30) sebesar Rp 500.000 dan T (32) sebanyak Rp 600.000. Selain itu, setiap sopir truk baru juga wajib menyetor uang Rp 200.000.

Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji mengaku belum tahu mengenai kasus pungli tersebut.

(Baca: Ahok Ancam Cabut TKD SKPD yang Telat Bayarkan Gaji PHL dan PPSU)

Ia memastikan akan menindak tegas terhadap PHL maupun pejabat di seksi kebersihan yang masih nekat melakukan pungli.

"Laporkan ke saya, siapa oknum PHL yang masih nekat pungli. Pasti saya pecat. Karena dari awal saya sudah wanti-wanti kalau ada pungli, laporkan ke saya, biar kita proses," kata Isnawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com