Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Teman Ahok" Gambarkan Ahok Dihipnosis Banteng Hitam Bermata Merah

Kompas.com - 26/02/2016, 19:08 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kelompok relawan pendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, "Teman Ahok", mengunggah sebuah tulisan berjudul "Maju independen saja, Pak Ahok" di situs web resmi mereka.

Tulisan itu menampilkan sebuah ilustrasi yang menggambarkan Ahok tengah dihipnosis oleh banteng hitam dengan mata berwarna merah.

Dalam tulisannya, juru bicara Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas, mengatakan, ia dan rekan-rekannya tidak pernah memaksa Ahok untuk maju melalui jalur independen. Namun, menegaskan sikap itu tidak terkait dengan sikap Ahok yang meminta PDI-P untuk meminta izin ke Teman Ahok.

“Kami rasa itu bentuk penghargaan beliau sama gerakan ini dan komunitas relawan lain yang tergabung. Yang jelas kami tidak pernah sekalipun merongrong, cuma memang kami melakukan hal konkret."

"Kalau pencalonan berlangsung hari ini, kami sudah bisa daftarkan Pak Ahok melalui jalur independen,” kata Amalia.

Jika PDI-P serius ingin mengusung Ahok, Amalia meminta agar partai tersebut memberikan penjelasan ke warga yang telah mengumpulkan data KTP dukungan untuk Ahok.

Penjelasan berisi alasan maju melalui jalur partai lebih baik daripada independen.

“Kami sih nothing to lose ya. Kalau memang PDI-P maupun partai lain ingin mengusung Ahok ya silakan yakinkan 730.000 lebih orang yang sudah mengumpulkan KTP, kenapa maju melalui jalur partai lebih baik bagi Ahok dan bagi kami,” ujar dia.

Menurut Amalia, Teman Ahok merupakan gabungan dari ratusan ribu orang yang terlibat dalam proses pengumpulan data KTP dukungan untuk Ahok.

Amalia mengatakan, sejak mereka memulai aksinya per Mei 2015, sudah banyak kelompok lain yang kemudian melakukan aksi yang sama.

"Hingga saat ini, baru Teman Ahok dan komunitas relawan lain yang sudah melakukan aksi konkret dalam mengusung Ahok. Kita kan tidak sendiri. Banyak individu dan komunitas relawan lain yang berkontribusi dalam pengumpulan KTP ini, dan hasilnya konkret,” kata Amalia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com