"Ya mumpung masih ada umur, saya mau lihat gerhana matahari tahun ini," ujar Yuni, Rabu (9/3/2016).
Saking tertariknya untuk melihat gerhana, dia meninggalkan sang suami dan anak-anaknya di rumah. Yuni pergi ke museum itu hanya ditemani adik kandungnya, Joko, memakai motor.
Yuni dan sang adik sempat menunaikan shalat gerhana di Masjid At-Tin sebelum beranjak ke museum.
Tahun 1983 silam, Indonesia sempat dilewati gerhana matahari total. Saat itu, Yuni masih berumur sekitar 27 tahun. Namun, karena keterbatasan akses, dia tidak dapat melihat gerhana matahari.
"Saat itu kan cuma ditayangin di TVRI kalau enggak salah. Nah, saya enggak sempat lihat," ujar Yuni.
Beruntung, cuaca Jakarta Rabu pagi cerah. Dia dapat memandangi fase gerhana matahari meski tidak dari awal dengan kacamata khusus yang disediakan panitia museum Iptek.
"Senang rasanya bisa sempat lihat gerhana," ujar Yuni.
Di Jakarta sendiri, gerhana matahari tidak 100 persen. Penampakan fase bulan menutupi matahari hanya 88 persen.
Fase gerhana matahari di Ibu Kota terjadi dari pukul 06.30 WIB sampai 08.30 WIB. Adapun rentang waktu puncak gerhana hanya terjadi sekitar dua menit saja.