Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Nyatakan "Teman Ahok" Akan Transparan Soal Anggaran

Kompas.com - 12/03/2016, 17:37 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Gerindra, Biem Benyamin, meminta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok membuka laporan keuangan kelompok relawan Teman Ahok yang mendukung dia menjadi calon gubernur DKI Jakarta.

Menanggapi tantangan itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan Teman Ahok tentu akan transparan mengenai anggarannya.

"Memang kamu tanya Teman Ahok dong. Itukan Teman Ahok harus buka (transparan). Sumbangan dari mana, dia (Teman Ahok) harus buka," kata Ahok seusai acara di gedung Reformed Millenium Center Indonesia (RMCI), di Jalan Industri, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (12/3/2016) sore.

Ahok menyatakan, relawan Teman Ahok suka melapor kepadanya bahwa ada yang menawarkan sumbangan. Teman Ahok juga tidak sembarangan menerima sumbangan.

Ahok bercerita, bahkan ada temannya yang menawarkan bantuan mulai dari kantor, peralatan komputer sampai uang. Namun, Teman Ahok memilih menolaknya.

"Semua (tawaran tadi) ditolak sama Teman Ahok, (teman saya bilang) kamu bilangin dong gue temen lu, saya bilang enggak bisa, Teman Ahok mah curiga aja sama semua orang," ujar Ahok.

Ahok mengatakan, temannya disarankan bahwa jika mau menolong lebih baik bawa KTP atau membeli kaos Teman Ahok.

"Kalau mau kasih jangan duit, kalau mau tolong beli kaos kami. Gila aja mau beli kaos segitu banyak dia bilang. Nah, kalau kamu mau cetakin kaos, kasih, nanti Teman Ahok akan jual. Nah, itu pola yang mereka lakukan," ujar Ahok.

Selain itu, Ahok menyatakan punya pengalaman dalam hal transparan saat Pilkada 2012 lalu. Saat itu, Ahok membantu mencari dana untuk uang saksi di Pilkada.

Total dana yang dibutuhkan Rp 4,5 miliar. Kemudian, ia mendapat sumbangan dari seorang pengusaha.

"Tau enggak yang punya ABC Pak Hamid. Pak Hamid ketemu saya, saya bilang saya butuh uang saksi Rp 4,5 miliar Pak minimal. Langsung Pak Hamid-nya oke. Tapi saya bilang kita mau transparan lho Pak, masuk ke rekening kampanye, (kalau sumbang) pakai PT batasannya 500 juta, bapak enggak takut PT bapak nyumbang kami terang-terangan, (dia) enggak apa-apa. Langsung dia kirim pakai sembilan PT dia 500 juta-500juta (jadi Rp 4,5 miliar). Nah, itu kita lakukan," ujar Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com