JAKARTA, KOMPAS.com - Isu deparpolisasi yang santer dibicarakan jelang Pilkada DKI Jakarta 2017, tidak menurunkan semangat Teman Ahok untuk membantu Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok maju secara independen. Mereka pun menolak disebut anti-parpol.
"Kami enggak ada masalah sama parpol. Cuma ini kan aspirasi masyarakat yang mau Pak Ahok maju independen," kata Juru Bicara Teman Ahok, Singgih Widiyastono kepada Kompas.com saat ditemui di kantornya, Kamis (10/3/2016).
Sejak Teman Ahok berhasil merebut hati Ahok, berbagai tudingan muncul dari partai politik. Terutama PDI-P yang sejak awal diisukan akan mengusung Ahok.
Ketua DPP PDI-P, Andreas Hugo Pareira, berpendapat buruk soal Teman Ahok. Dia mengingatkan Ahok soal manuver kelompok pendukungnya yang mayoritas diisi anak muda itu.
"Ini kesannya mereka malah mau menjerumuskan Pak Ahok," kata Andreas saat dihubungi, Selasa (8/3/2016).
Sikap Teman Ahok untuk mengusung mantan Bupati Belitung Timur itu, lanjut Andreas, mengesankan seolah-olah ada ketidakpercayaan terhadap institusi parpol.
Padahal menurutnya, parpol merupakan instrumen penting dalam sistem demokrasi di Indonesia.
Sekretaris DPD PDI-P DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi juga menilai ada upaya deparpolisasi yang dibangun di Indonesia oleh Teman Ahok. Indikator itu, kata dia, adalah adanya upaya untuk meniadakan peran partai politik dalam pemilihan kepala daerah.
Namun Teman Ahok menanggapi dengan santai. (Baca: PDI-P: Teman Ahok Mau Menjerumuskan Ahok)
"Lho yang bikin mekanisme maju secara independen kan mereka (DPR). Enggak salah dong kita. Sampai kita dibilang liberal segala lah," ujar Singgih.
Dukungan maju independen
Sejak Juli tahun lalu hingga kini hampir 800.000 KTP warga DKI Jakarta yang berhasil mereka kumpulkan, mereka tetap bersikeras untung mengusung Ahok secara independen. Singgih pun mengatakan tidak ada negosiasi untuk merelakan Ahok diusung oleh parpol.
"Ini KTP bukan seperti barang yang bisa dibeli. Ini aspirasi," ujar Singgih.
Dengan begitu besarnya basis dukungan yang mereka miliki, muncul kemungkinan mereka akan dijadikan relawan partai untuk mengusung Ahok. Namun, Singgih menyatakan pihaknya tidak akan menerima.
"Kalau sekedar mendukung tanpa syarat seperti Nasdem tentu tidak apa-apa. Tapi kalau mengusung, enggak lah," ucap Singgih.