JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan alasan mantan Presiden RI, Megawati Soekarnoputri, menolak sumbangan darinya untuk membeli buku Megawati dalam Catatan Wartawan: Menangis dan Tertawa Bersama Rakyat.
Basuki atau Ahok mengatakan, Megawati menghindari tudingan bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) memungut "mahar" dari bakal calon gubernur yang akan diusung.
"Ibu Mega bilang, kalau Ahok nyumbang, di-bully (di media sosial) lagi, nanti dibilang 'mahar'," kata Ahok, seusai meresmikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Tanah Abang III, Jakarta Pusat, Kamis (24/3/2016).
Ahok menyebut, baik PDI-P maupun partai politik lainnya tidak pernah meminta "mahar" darinya. Selain itu, Ahok tak menganggap serius sindiran-sindiran yang disampaikan Megawati kepadanya, Rabu (23/3/2016) malam.
Sebab, ia mengaku telah mengenal kepribadian Megawati serta suaminya, almarhum Taufik Kiemas, sejak lama. (Baca: "Mahar" Politik, Serangan Fajar, dan Suap)
"Menurut saya biasa aja, Ibu Mega baik-baik saja. Kamu kalau kenal Ibu Mega, kelihatan kok kalau enggak baik, senyumnya beda. Kamu lihat saja, Ibu Mega orangnya polos, saya kenal beliau sudah lama," kata Ahok.
Megawati sebelumnya menolak Ahok menyumbang pembelian buku karya 22 wartawan tersebut. Beberapa menteri, pejabat, serta pengurus partai menyumbang pembelian buku hingga Rp 2 miliar.
Mereka adalah Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, hingga Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.