Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya Kantong Plastik Berbayar, Pemerintah Juga Diminta Terapkan Kebijakan Ini

Kompas.com - 13/04/2016, 14:14 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah plastik, pemerintah diharapkan tidak hanya menerapkan kebijakan kantong plastik berbayar, namun juga mendorong produsen untuk menerapkan extended producer responsibility (EPR).

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai, ERP merupakan tanggung jawab pengelolaan sampah oleh produsen atau ritel dengan menarik kembali sampah kantong plastik yang berasal dari gerainya.

Ia mengatakan, ERP dapat dilakukan produsen dengan memberikan insentif kepada konsumen, yang mengembalikan plastik bekas produknya.

"Itu di toko-toko disediakan bak sampah dari ritelnya sehingga konsumen yang menggunakan bisa dibalikin ke tempat semula dan diberikan insentif. Misalnya dari 5, dapat satu botol minuman gratis," tutur Tulus di Kantor YLKI, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (13/4/2016).

(Baca: YLKI: Konsumen Sarankan Kantong Plastik Tak Digunakan Lagi )

Menurut dia, selama ini produsen belum melakukan pengelolaan tersebut.

Padahal, kata Tulus, pengelolaan kantong plastik oleh produsen itu dapat mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.

"Yang harus didorong EPR tadi. Dari bungkus-bungkus itu kan kebanyakan tidak di-recall, dikumpulkan, kemudian dikelola," ujar dia.

"Mestinya produsen-produsen itu diwajibkan untuk menarik itu dan mengelolanya sehingga mereka tidak menjadi penyebab pencemaran di sungai-sungai yang sangat merusak lingkungan," sambung Tulus.

(Baca: YLKI: Mayoritas Konsumen Masih Gunakan Kantong Plastik)

Pengelolaan plastik bekas produk dan ERP ini, kata Tulus, harus diterapkan oleh produsen.

Sebab, hal itu merupakan tanggung jawab mereka terhadap lingkungan.

"Itu harus dilakukan karena justru produsen itu bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan dan itu harus didiskusikan (oleh pemerintah). Konsumen harus diberikan insentif agar ada motivasi untuk mengembalikan itu (plastik bekas produk)," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com