Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis 1998 Ini Ikut Penjaringan Cagub DKI karena Kecewa dengan Ahok

Kompas.com - 24/04/2016, 15:24 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Aktivis 1998, Edysa Tarigan Girsang, turut meramaikan penjaringan bakal calon gubernur DKI Jakarta yang diselenggarakan PDI-P. Ia mengikuti penjaringan ini karena mengaku kecewa dengan kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat ini.

"Iya (kecewa), wujud nyatanya konkret itu. Rakyat Jakarta di bawah kepemimpinannya menjerit," ujar Edysa seusai menyerahkan formulir pendaftaran ke Kantor DPD PDI-P di Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (24/4/2016).

Menurut Edysa, di bawah kepemimpinan Ahok, sapaan Basuki, rakyat menderita. Ia menganggap kepemimpinan Ahok tampak bagus di luar, tetapi masyarakat yang berada di dalamnya terluka.

"Jangan bungkusnya bagus, tetapi di dalamnya menjerit. Rakyat itu batinnya Jakarta. Kalau rakyat menangis, berarti batinnya Jakarta menangis," kata Edysa. (Baca: Rustam Effendi Sebut Tudingan Ahok soal Berpihak pada Yusril Sangat Menyakitkan)

Ahok dan Jokowi

Selain itu, Edysa pun membandingkan, kepemimpinan DKI pada masa Joko Widodo dan Ahok sangat berbeda. Jokowi selalu menjauhi kekerasan, sedangkan Ahok sebaliknya.

"Dulu waktu Pak Jokowi, pentungan satpol PP disimpan sama Pak Jokowi, tetapi zaman Pak Ahok bertambah," tutur pria yang mengaku sebagai relawan Jokowi itu. (Baca: Ahok: Nelayan yang Anti-reklamasi Silakan Pergi dari Muara Angke!)

Menurut dia, warga selama ini selalu mendukung pembangunan. Namun, mereka berontak karena Ahok tidak pernah berdialog terlebih dahulu dengan warga yang akan digusur.

"Inilah yang kami dorong agar penggusuran di Kampung Pulo, Luar Batang, tidak terjadi lagi. Saya berdiskusi sama mereka, mereka enggak ada yang anti-pembangunan, kok. Mereka mau berdialog dengan Pak Jokowi. Namun setelah Pak Jokowi jadi presiden, dialog itu hilang," paparnya. (Baca: Ahok: Nanti Kami Minta Aparat Kirim Tank ke Kalijodo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buka Penjaringan Bacagub Jakarta, DPW PSI: Kami Cari Jokowi-Jokowi Baru

Buka Penjaringan Bacagub Jakarta, DPW PSI: Kami Cari Jokowi-Jokowi Baru

Megapolitan
13 Jukir Liar di Jakpus Dirazia, Ada yang Mau Kabur, Ada yang Tersenyum Lebar

13 Jukir Liar di Jakpus Dirazia, Ada yang Mau Kabur, Ada yang Tersenyum Lebar

Megapolitan
Panca Darmansyah Bunuh Empat Anak Kandungnya Usai Pergoki Istri Selingkuh

Panca Darmansyah Bunuh Empat Anak Kandungnya Usai Pergoki Istri Selingkuh

Megapolitan
Hasil Otopsi Sementara Mayat Dalam Toren, Tidak Ada Luka dan Positif Narkoba

Hasil Otopsi Sementara Mayat Dalam Toren, Tidak Ada Luka dan Positif Narkoba

Megapolitan
Hotman Paris: Lima Terpidana Mengatakan Bukan Pegi Pembunuh Vina Cirebon

Hotman Paris: Lima Terpidana Mengatakan Bukan Pegi Pembunuh Vina Cirebon

Megapolitan
Kasus Mayat Dalam Toren, Bandar Narkoba yang Kabur dari Kejaran Polisi

Kasus Mayat Dalam Toren, Bandar Narkoba yang Kabur dari Kejaran Polisi

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Toren di Pondok Aren adalah Bandar Narkoba

Polisi: Mayat Dalam Toren di Pondok Aren adalah Bandar Narkoba

Megapolitan
Dua dari Tiga DPO Kasus Vina Dinyatakan Fiktif, Keluarga Minta Polisi Telusuri Lagi

Dua dari Tiga DPO Kasus Vina Dinyatakan Fiktif, Keluarga Minta Polisi Telusuri Lagi

Megapolitan
Peringati Hari Kebersihan Menstruasi Sedunia, 'We Are Sisters' Edukasi Warga Binaan Lapas Perempuan Jakarta

Peringati Hari Kebersihan Menstruasi Sedunia, "We Are Sisters" Edukasi Warga Binaan Lapas Perempuan Jakarta

Megapolitan
Tanahnya Dijadikan Akses Jalan, Ketua RT di Bekasi: Saya Izinkan asal Tegur Sapa dan Permisi

Tanahnya Dijadikan Akses Jalan, Ketua RT di Bekasi: Saya Izinkan asal Tegur Sapa dan Permisi

Megapolitan
Keluh Pegawai Swasta di Jakarta Soal Iuran Tapera, Bikin Gaji Makin Menipis...

Keluh Pegawai Swasta di Jakarta Soal Iuran Tapera, Bikin Gaji Makin Menipis...

Megapolitan
Panca Darmansyah Ajukan Eksepsi Atas Dakwaan Jaksa di Kasus Pembunuhan dan KDRT

Panca Darmansyah Ajukan Eksepsi Atas Dakwaan Jaksa di Kasus Pembunuhan dan KDRT

Megapolitan
Soal Potongan Tapera, Karyawan: Yang Gajinya Besar Enggak Berasa, Kalau Saya Berat...

Soal Potongan Tapera, Karyawan: Yang Gajinya Besar Enggak Berasa, Kalau Saya Berat...

Megapolitan
Tak Hanya Pembunuhan Berencana, Panca Darmansyah Juga Didakwa Pasal KDRT

Tak Hanya Pembunuhan Berencana, Panca Darmansyah Juga Didakwa Pasal KDRT

Megapolitan
Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai: Pendapatan Segitu Saja Malah Dipotong Melulu

Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai: Pendapatan Segitu Saja Malah Dipotong Melulu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com