Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Rustam Effendi Berpolitik, Bilang Sakit Hati Segala Macam

Kompas.com - 25/04/2016, 13:02 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tetap berpendapat Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi telah berpolitik saat mengungkapkan kekecewaannya di media sosial. Meski di lain sisi, Rustam membantah jika pernyataannya di Facebook itu dianggap memuat maksud politik

"Memang ini orang sekolahnya politik, aktivis, mainnya sama partai, memang demen-nya politik. Kalau bagi saya, (curhat di) Facebook itu politik, bilang sakit hatilah segala macam," ujar Ahok di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (25/4/2016).

Ahok menyatakan bahwa tudingannya kepada Rustam yang ia sebut berpihak kepada Yusril Ihza Mahendra jelang Pilkada DKI 2017 hanyalah gurauan. Tudingan itu disampaikan Ahok dalam rapat bersama sejumlah pejabat DKI Jakarta.

Saat Ahok melontarkan tudingannya untuk Rustam, hampir seluruh orang di ruang rapat itu tertawa.

"Makanya kalau orang main politik, perasaannya langsung kena. Kalau kita bercanda dan enggak ada kepentingan, enggak akan marah kok. Ketawa semua, ngakak," ujar Ahok.

Ahok pun tidak peduli berapa kali Rustam curhat melalui akun Facebook-nya mengenai dirinya.

"Ya kalian nilai sendiri saja, cuma orang ini memang aktivis, sekolah politik, jadi bagi saya ini berpolitik. Untung saja dia punya gubernur kayak aku mah enggak pedulilah, lu mau berpolitik kek, yang penting kerjaan beres," ungkapnya.

( Baca: Ahok Ingatkan Bawahannya Jangan Berpolitik dan Bangun Opini )

Ahok sempat melontarkan tudingan bahwa Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi berpihak kepada pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra. Tudingan itu dilontarkannya saat menanggapi laporan jajaran Dinas Tata Air yang kesulitan menormalisasi saluran air di kolong Tol Ancol, Penjaringan, Jakarta Utara, akibat masih adanya permukiman liar.

Setelah dimarahi dan disindir Ahok, Rustam lantas menulis rasa kecewanya di akun Facebook miliknya. Melalui media sosial, Rustam membantah telah bersekongkol dengan Yusril, seperti yang dikatakan Ahok.

Rustam pun menyebut tudingan dari Ahok kepada dirinya itu sebagai hal yang menyakitkan.

Kompas TV Wali Kota Jakut Balas Tudingan Ahok di Medsos
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com