Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelola Rusun Rawa Bebek Tempeli Surat di Unit yang Tak Ditempati

Kompas.com - 27/04/2016, 18:40 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Kepala Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Rawa Bebek Ani Suryani mengatakan, masih banyak unit rusun yang belum ditempati penghuninya. Dari 216 unit rusun yang telah diundi, baru 140 unit yang dihuni warga relokasi Pasar Ikan.

Menindaklanjuti hal tersebut, pengelola rusun telah memasang surat pemberitahuan di setiap pintu unit yang belum juga ditempati warga.

"Karena sudah dua minggu (sejak diundi) mereka tidak ada konfirmasi, sementara yang butuh rusun kan banyak. Kami kan kalau diam kan enggak baik juga, jadi kami bikin tuh di pintu mereka (surat pemberitahuan), untuk lapor aja, datang ke sini, konfirmasi mereka itu mau jadi enggak tinggal di sini," ujar Ani kepada Kompas.com di Rusun Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (27/4/2016).

Karena banyaknya warga yang belum menempati rusun, Ani menyebut pihaknya tidak dapat menghubungi mereka satu per satu. Dengan ditempelnya surat tersebut, Ani berharap tetangga mereka yang sudah menempati rusun dapat memberitahunya.

"Ini sebenarnya jatahnya sudah penuh, tapi kok orangnya enggak pada datang. Jadi kalau di pintu kan harapannya tetangga sebelahnya bisa kasih tahu. Kami juga susah nyari mereka, mereka sudah nyebar di mana kan, kami ngerepotin lurah," kata Ani. (Baca: Unit Rusun Rawan Disewakan, Dinas Perumahan Tempel Foto Penghuni)

Pantauan Kompas.com, banyak unit rusun di Blok A dan F yang diperuntukkan bagi warga relokasi Pasar Ikan ditempeli surat pemberitahuan. Dalam surat tersebut tertulis, jika warga tidak memberikan konfirmasi 7 x 24 jam setelah masa 14 hari mereka mendapat undian rusun, mereka dianggap telah mengundurkan diri atau menolak rusun tersebut.

"Waktu itu kami udah sosialisasi, nanti kalau 2 minggu (setelah mendapat unit rusun) enggak ke sini, kita anggap mengundurkan diri. Trus mereka sudah 2 minggu enggak datang juga. Kita kasih waktu 7 x 24 jam setelah habis masa 2 minggu mereka," tutur Ani.

Jika dalam batas waktu tersebut warga belum juga memberikan konfirmasi, Ani menyebut akan membicarakan tindakan apa yang akan diambil nantinya dengan pihak-pihak terkait.

"Itu kan keputusan yang harus dibicarakan karena kan menyangkut orang banyak," ucapnya. (Baca: Jual Beli Unit di Rusun secara Ilegal, Pemprov DKI Akan Buat Perjanjian Baru)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com