Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengedar Narkoba Tersenyum Kecut Ditawarkan Tenggak Ekstasi oleh Kepala BNN

Kompas.com - 13/05/2016, 12:13 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi menggelitik Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Budi Waseso terjadi saat Badan Narkotika Nasional (BNN) mengekspose kasus narkoba sebanyak 54,2 kg sabu dan 40 ribu butir lebih ekstasi.

Pria yang kerap disebut Buwas ini menawari para tersangka narkoba untuk menenggak sendiri narkoba yang mereka edarkan.

Buwas menyebut beberapa butir ekstasi cukup untuk menggantikan hukuman mati bagi delapan tersangka dari beberapa kasus berbeda tersebut.

"Delapan orang ini suruh isep langsung selesai, enggak perlu hukuman mati," kata Buwas, sambil menyodorkan satu bungkus besar berisi ribuan pil ekstasi.

Hukuman mati belakangan memang jadi kebijakan Pemerintah Indonesia terhadap pelanggaran kasus narkoba, khususnya kepada bandar narkoba.

Buwas melanjutkan, kalau saja ada kebijakan menghukum tersangka pengedar narkoba dengan caranya tadi, tak perlu repot menghukum para tersangka.

"Makanya kalau setuju ini, kita musnahkan di penyaluran aja, kita hanya modal air minum. Kamu mau enggak bagi-bagi ya sepuluh-sepuluh (butir)," tawar Buwas lagi kepada para tersangka.

Delapan tersangka yang memakai baju tahanan orange itu hanya tertunduk dan beberapa mengeluarkan senyum kecil. Buwas lalu bertanya ke anak buahnya, apakah para tersangka ini positif narkoba.

"Nah positif semua. Jadi kita tambahin saja, bagi sepuluh-sepuluh," ujar Buwas.

Untungnya, ini hanya bagian dari guyonan Buwas saat mengungkapkan kasus tersebut, di kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (13/5/2016).

Buwas lalu memanggil salah satu tersangka, MA (58), yang bertindak selaku kordinator kurir narkoba. MA lalu meminta maaf kepada Presiden Republik Indonesia Jokowi Widodo, Kepala BNN, dan masyarakat Indonesia.

"Saya mau minta maaf pertama kali ke Bapak Presiden, masyarakat Indonesia dan Kepala BNN Bapak Budi Waseso, saya menyesal sekali," ujar MA.

MA mengaku, ia baru mengedarkan narkoba sebanyak tiga kali. Wilayah peredarannya yakni Jakarta. Sabu tersebut ia ambil dari Malaysia, dengan negara asal pengiriman sabu dari China.

"Mereka ini jaringan internasional. Mereka digunakan pelaku jaringan internasional untuk mengedarkan sabu dan ekstasi," ujar Buwas.

Delapan tersangka narkoba itu yakni DV (41) dan Den (43), kurir narkoba yang ditangkap di Kapal Mufida di Pelabuhan Merak, Banten. Dari tangan keduanya, BNN menyita 2.045,7 gram dan ekstasi 40.894 butir.

Di kapal yang sama, BNN menangkap Ro (35), kurir yang membawa sabu 41.653,3 gram. Selanjutnya, BNN menangkap Syah (43) dan Rik (29) dengan sabu 10.577,9 gram.

Dalam waktu yang bersamaan pula ditangkap MA (58) dan RID (36), kordinator kurir dan kurir narkoba. BNN juga menangkap HAS (37) dan AD (34) kurir jaringan MA.

Seluruh tersangka dikenakan Pasal 114 ayat 2 juncto Pasal 132 ayat 1 dan atau Pasal 112 ayat 2 juncto Pasal 132 ayat 1 Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009. Ancamannya hukuman mati atau penjara seumur hidup.

Kompas TV Pengedar 12 KG Sabu Diringkus BNN
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com