Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Dulu Ada Provokasi, Saya Turun ke Bantaran Sungai akan Bahaya, tetapi Ternyata...

Kompas.com - 21/05/2016, 00:41 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tidak mempermasalahkan adanya sekelompok orang, yang memprovokasi warga agar tidak mau direlokasi ke rumah susun.

Pria yang akrab disapa Ahok ini mengatakan, provokator itu biasanya memprovokasi warga, yang tempat tinggalnya akan ditertibkan Pemprov DKI Jakarta untuk kebutuhan normalisasi sungai atau pembangunan ruang terbuka hijau (RTH).

"Enggak masalah, lama-lama rakyat ngerti kok," kata Ahok, di Balai Kota, Jumat (20/5/2016).

(Baca juga: Ahok Optimistis Selesaikan Janji Jokowi soal Ciliwung)

Ahok menyebut, dulu sempat ada provokator saat Pemprov DKI Jakarta menertibkan pemukiman liar di Kampung Pulo.

Menurut dia, ketika itu ada sekelompok orang yang memprovokasi warga untuk menentang kebijakan Pemprov DKI Jakarta tersebut.

"Sekarang (warga Kampung Pulo) berterima kasih," sambung Ahok.

Kini, warga yang tinggal di bantaran Kali Ciliwung itu telah direlokasi ke Rusunawa Jatinegara Barat.

Selain itu, kata Ahok, ada pihak yang menyebut dia tak akan diterima oleh warga bantaran kali.

(Baca juga: Ahok Yakin Mampu Realisasikan Normalisasi Ciliwung dan Pembangunan 70.000 Unit Rusun)

Namun, lanjut dia, saat menyusuri Kali Ciliwung pada Rabu (18/5/2016) lalu, Ahok menilai tak ada perlawanan warga bantaran kali terhadapnya.

"Dulu orang provokasi kalau saya turun ke (bantaran) sungai akan bahaya, ditimpuk lah macam-macam. Sampai Bukit Duri, orang-orang (bantaran Kali Ciliwung) angkat tangan senyum-senyum. Terus saya bilang gini, pindah ya, mereka jawab ya Pak, oke juga," tutur Ahok.

Kompas TV Warga Mulai Rasakan Manfaat Kebersihan Kali Ciliwung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com