Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Ahok Disebut "Cuci Piring" dalam Proyek Reklamasi

Kompas.com - 25/05/2016, 07:52 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek reklamasi di Teluk Jakarta menjadi sorotan. Dalam dua bulan terakhir, proyek Pemprov DKI Jakarta tersebut menjadi topik diskusi sejumlah organisasi atau lembaga.

Ada pihak yang pro terhadap kebijakan tersebut, tetapi ada juga yang kontra.

Dalam diskusi bertajuk "Agenda Tersembunyi di Balik Reklamasi Teluk Jakarta", Selasa (24/5/2016), misalnya, relawan Basuki Tjahaja Purnama Mania ("Batman") mengatakan bahwa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok hanya kebagian "cuci piring" kotor dalam proyek reklamasi.

(Baca: "Batman": Masyarakat Diperkaya oleh Ahok dalam Proyek Reklamasi)

Menurut mereka, proyek tersebut bukan proyek baru. Izin prinsipnya sudah ditandatangani pada saat Fauzi Bowo menjabat Gubernur DKI.

"Jadi, reklamasi ini barang lama. Izin prinsip itu ditandatangani oleh Fauzi Bowo. Ahok ini kebagian 'cuci piring'. Dia harus meminimalisasi dampak dari kebijakan reklamasi yang sudah diputuskan," ujar Sekretaris Jenderal "Batman" Sulaiman Haikal.

Ia mengatakan, Ahok kini yang memikirkan bagaimana caranya agar proyek reklamasi tersebut dapat menguntungkan masyarakat Jakarta.

Menurut dia, salah satu upaya yang dilakukan Ahok adalah dengan meminta pengembang proyek reklamasi untuk membangun rusunawa.

"'Lu mau bangun? Oke, bangun dulu rusunawa untuk meng-cover 500.000 masyarakat miskin Jakarta. Lu mau reklamasi? Bayar! Alokasikan untuk rakyat'," ucap Haikal menirukan Ahok. 

Dengan kontribusi yang diberikan oleh pengembang, menurut dia, Ahok dapat membangun 100 tower rusunawa.

Haikal juga sepakat dengan kebijakan Ahok yang memperbanyak rusunawa. Ia berpendapat, sudah seharusnya pembangunan di Jakarta dilakukan ke atas (vertikal), atau bukan lagi landed house (rumah tapak), mengingat terbatasnya lahan Ibu Kota.

Pembangunan ke atas, seperti rusunawa, dinilainya sebagai salah satu solusi untuk memperbanyak ruang terbuka hijau.

"Jadi, kita harus beranjak maju. Suka tidak suka penduduk kita bertambah. Landed house sudah tidak bisa terjadi, sudah seharusnya ke atas. Hilangnya sawah-sawah terjadi karena landed house," kata Haikal.

Dengan demikian, lanjut Haikal, ada agenda tersembunyi di balik reklamasi teluk Jakarta.

Agenda itu tidak lain adalah memperkaya dan menyejahterakan masyarakat Jakarta.

"Siapa di balik reklamasi ini? Kepentingan siapa? Yang jelas bukan Ahok. Ada yang diperkaya oleh Ahok dengan reklamasi ini, siapa? Masyarakat Jakarta!" ucapnya.

Menanggapi pernyataan Haikal, Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) menyebut Ahok tidak sekadar "mencuci piring". Ahok justru dinilainya ikut mengotori piring tersebut.

"Saya kira bukan "cuci piring", dia ikutan mengotori piring itu dengan melakukan reklamasi. Tidak ada upaya untuk memperbaikinya. Yang kami (nelayan) inginkan itu bukan reklamasi, tapi penataan di darat dan laut di Teluk Jakarta, dibersihkan," tutur Ketua Bidang Pengembangan Hukum dan Pembelaan Nelayan KNTI Martin Hadiwinata.

(Baca: KNTI: Reklamasi Itu Proyek yang Koruptif)

Kompas TV Reklamasi, Perluasan Bisnis Properti? - Berkas Kompas Episode 217 Bagian 3
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Megapolitan
Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Megapolitan
Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Megapolitan
Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Megapolitan
Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja 'Citayam Fashion Week' Pindah ke Kota Tua

Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja "Citayam Fashion Week" Pindah ke Kota Tua

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Megapolitan
Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Megapolitan
Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Megapolitan
Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com