Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Ahok Lebih Takut Kehilangan Kepercayaan Anak-anak Muda daripada Parpol

Kompas.com - 28/05/2016, 09:45 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017, berbagai manuver dilakukan oleh partai politik dan kandidat bakal calon gubernur. Salah satu pendekatan yang saat ini gencar dilakukan antara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dengan Gerindra.

Koalisi dua partai tersebut berhasil membawa pasangan Jokowi-Ahok memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2012. Mereka ingin kembali mengulang kemenangan tersebut pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Bedanya, Ahok yang sempat diusung menjadi wakil gubernur, kini memilih maju melalui jalur independen dengan dukungan relawan "Teman Ahok".

"Saya memilih rela dikalahkan Anda, asal tidak kehilangan kepercayaan orang-orang yang mengumpulkan KTP buat saya. Apa enggak cukup statemen saya seperti ini," kata pria yang akrab disapa Ahok itu di Balai Kota, Jumat (27/5/2016).

Ahok tak mempermasalahkan jika mesin politik kedua partai itu berjalan efektif. Jika dua partai ini berkoalisi, maka akan ada dukungan 43 kursi di DPRD DKI Jakarta. Sementara hingga kini, baru Partai Nasdem dan Hanura yang mendukung pencalonan Ahok melalui jalur independen.

"Saya enggak bicara menang kalah, saya enggak bicara mesin politik Anda hebat kayak buldoser bisa kalahkan saya, bukan. Saya juga enggak katakan mesin Anda enggak hebat lho, mesin Anda boleh hebat, saya bilang," kata Ahok.

"Menang kalah urusan kedua. Bagi saya, kemenangan utama di politik adalah memenangkan kepercayaan rakyat, bukan kursi, itu yang penting," kata Ahok.

Kekhawatiran "Teman Ahok"

Dukungan sekelompok anak muda bernama "Teman Ahok" bermula dari ribut-ribut antara Ahok dengan DPRD DKI Jakarta. Saat itu, seluruh fraksi menyatakan dukungan hak angket untuk Ahok. Teman Ahok pun khawatir, tidak ada partai politik yang mengusungnya pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Terlebih, Ahok juga sudah hengkang dari Partai Gerindra.

"Teman-teman Ahok ini khawatir, kalau kita pakai parpol, mendaftarnya kan terakhir. Jadi sekarang masalahnya 'Teman Ahok' ini enggak percaya parpol bisa ngusung saya gitu lho," kata Ahok.

Ahok awalnya ingin kembali menggandeng Djarot Saiful Hidayat sebagai calon wakil gubernur. Namun mereka menolak jika Ahok diusung oleh PDI-P. Ahok pun mengikuti keinginan anak-anak muda itu dengan syarat mengumpulkan satu juta data KTP.

"Sekarang apakah 'Teman Ahok' enggak kecewa, kalau tiba-tiba saya pindah dan diusung oleh partai? Saya bukan sombong atau percaya diri, saya bilang kalau saya harus kalah pun enggak jadi gubernur lagi ya sudah, yang penting saya tidak mengecewakan Teman Ahok," kata Ahok.

Ahok pun menggandeng Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta Heru Budi Hartono sebagai calon wakil gubernur. Saat ini, data KTP yang terkumpul untuk pasangan Ahok-Heru sudah mencapai 895.000.

"Jadi sebetulnya kepercayaan aja itu yang penting gitu lho. Jadi kepercayaan yang kita putuskan harus dibayar dengan harga dan saya bayar harga itu. Saya konsisten bayar harga sekarang, kamu percaya sama saya, saya percaya sama Anda," kata Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com