Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Jika Air Laut Masuk, Kita Pakai Apa? Doa, Jampi-jampi, atau Tabur Bunga?

Kompas.com - 07/06/2016, 12:49 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bingung dengan pihak yang pernah mengkritik dirinya karena menertibkan kawasan Pasar Ikan, Jakarta Utara.

Basuki atau Ahok menegaskan, penertibakan itu dilakukan agar Pemprov DKI bisa membangun tanggul yang mencegah air laut masuk. Ahok menantang mereka untuk memberi solusi mencegah air laut masuk ke darat tanpa membangun tanggul.

"Kalau air laut masuk, kita pakai apa? Doa, jampi-jampi, atau tabur bunga?" kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (7/6/2016).

Ia mengatakan, air laut pasang juga menjadi alasan pemerintah ingin membangun giant sea wall. Jika tanggul semacam itu tidak dibuat, Ahok mengatakan, air sungai di Jakarta tidak bisa lagi mengalir ke laut sekitar 30 tahun mendatang.

"Makanya, cara mengatasinya gimana? Untuk sementara, pakai tanggul A. Nanti pakai tanggul B dan C. Tanggul C itu yang dinamakan giant sea wall," ujar Ahok.

Ahok sekaligus menjelaskan untungnya kontribusi pengembang dalam pembangunan tanggul itu. Ahok mengatakan, biaya pembangunan tanggul begitu besar. Biaya pembangunan tanggul bisa dipenuhi dari kontribusi pengembang.

"Nah, makanya sekarang gimana cara bangunnya? Duit dari mana bangun tanggul raksasa? Itu bisa berapa ratus triliun itu bangun tanggul semua itu? Nah, ada kontribusi dengan cara reklamasi pulau," ujar Ahok.

"Jadi, sambil dia bikin tanggul, dia bikin pulau. Nelayan ke mana? Nelayan ya dipindahin ke laut depan yang lebih bersih. Yang penting juga, punya apartemennya, buat nelayan. Ada kanal juga buat nelayan," tambah Ahok.

Setelah penertiban Pasar Ikan, beberapa pihak memang sempat mengunjungi warga dan membela mereka. Ada aktivis Ratna Sarumpaet, anggota DPR RI Tantowi Yahya, hingga sejumlah anggota DPRD DKI Jakarta.

Bakal calon gubernur DKI, Yusril Ihza Mahendra, menjadi pengacara yang vokal membela warga Luar Batang.

Jumat malam pekan lalu, tanggul di Pantai Mutiara, Penjaringan, jebol. Air laut pun membanjiri rumah-rumah elite di kawasan itu. Hari Sabtu malam, hal yang sama terjadi di Muara Angke.

Air pasang yang tinggi merendam empat RT di RW 11 dan sejumlah jalan utama di kompleks pelabuhan Muara Angke.

Akibat tingginya air pasang, pagar pembatas pelabuhan sepanjang 20 meter ambruk. Air setinggi 1 meter melimpas dan menggenangi permukiman padat tersebut hingga Selasa ini.

Kompas TV Banjir Rob di Muara Angke Mulai Surut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com