Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Organda Merasa PO Bus yang Dipindah ke Terminal Pulo Gebang Dipinggirkan

Kompas.com - 14/06/2016, 21:23 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua I DPP Organda DKI Kurnia Lesani Adnan mengatakan, pemindahan PO bus ke Terminal Pulogebang, seperti mengusir para PO bus ke daerah pinggiran.

Organda mempersoalkan akses penumpang ke terminal tersebut yang dianggap terlalu sulit. Pasalnya, angkutan dalam kota menuju Terminal Pulogebang menurutnya belum banyak.

Hal ini disampaikan Adnan dalam forum diskusi bersama Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) dan Organda yang mengangkat tema "Persiapan Terminal dan Angkutan Umum Menyambut Lebaran Tahun 2016".

"Yang akan jadi momok kami di Jakarta, yaitu Pulogebang, kita dihantui diusir ke Terminal Pulogebang, sementara akses ke teminal tersebut masih sangat sulit," kata Adnan, dalam diskusi yang diselenggarakan di Hotel Grand Sahid, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (14/6/2016).

Adnan menyatakan, pihaknya melihat sisi masyarakat. Bagaimana para penumpang bus, yang kadang pergi ke luar kota dengan anak kecil dan tentengan seperti kardus bawaan, menaiki Transjakarta menuju Terminal Pulogebang. Apalagi mesti naik tangga di shelter busway.

"Jangan tanya maunya PO apa, tanya penumpang. Penumpang ke terminal nyari akses yang gampang apa yang susah," ujar Adnan.

Adnan menilai, kebijakan memindahkan PO bus ke terminal yang ada di pinggiran kota, sama saja berlaku tidak fair kepada PO bus. Sedangkan moda transportasi seperti kereta api dan pesawat terbang justru merambah di tengah kota.

"Airport sekarang di Halim, nanti katanya mau di Pondok Cabe di tengah kota. Sementara kita akses ditaruh dalam tanda kutip bukannya jauh, tapi sulit. Tidak semua pelanggan kita itu dia masuk naik busway," ujar Adnan.

Pihaknya bukan menolak PO bus dipindahkan ke tempat tersebut. Namun, lanjut dia, seharusnya ketika PO bus dipindahkan, angkutan kota sudah banyak melayani ke Terminal Pulogebang.

"Jadi sebenarnya kalau akses ke terminal itu sudah banyak, kita masuk, itu ideal. Kita ingin terminal yang aksesibility nya mudah bagi masyarakat," ujar Adnan.

Hadir dalam diskusi tersebut Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah, Sekjen MTI Muslich Zainal Asikin, pejabat Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Yani. (Baca: PO Bus yang Tidak Pindah ke Terminal Pulogebang hingga 20 Juni Terancam Ditertibkan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com