Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Almisbat: PDI-P Itu Punya Banyak Kader yang Bagus, Pak Djarot Salah Satunya

Kompas.com - 16/06/2016, 19:19 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aliansi Masyarakat Sipil Untuk Indonesia Hebat atau Almisbat hari ini, Kamis (16/6/2016), mendeklarasikan dukungannya terhadap pencalonan Djarot Saiful Hidayat sebagai gubernur dalam pilkada DKI.

Sekretaris Jenderal Almisbat, Hendrik Dikson Sirait menilai peta perpolitikan Ibu Kota akhir-akhir ini menyempit dengan semakin kuatnya dukungan untuk Gubernur inkumben Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Hendrik berharap, PDI-P sebagai partai dengan kursi terbanyak di DKI dapat memunculkan alternatif lain.

"PDI-P itu punya banyak segudang kader yang bagus, Pak Djarot salah satu yang terbaik," ujarnya di Markas Almisbat, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis.

Hendrik menyebut dukungan Almisbat kepada Djarot juga sekaligus sebagai kritik halus terhadap PDI-P. Kritik ini terkait kemungkinan PDI-P yang akan mendukung Ahok lewat jalur independen.

Menurut Hendrik, PDI-P sebagai partai politik harus konsisten dengan sistem kepartaian dan harus bisa memunculkan figur-figur pemimpin.

"Kontestasi pilkada menunjukkan Ahok sebagai orang nomor satu di DKI, seolah-olah Ahok paling suci dan yang paling bisa memimpin Jakarta. Saya pikir ini seolah-olah krisis kepemimpinan, berarti reformasi gagal," ujarnya. (Baca: Ahok Sebut Megawati Sarankan agar Ia Tetap bersama Djarot)

Kendati demikian, elektabilitas dan popularitas menjadi kunci dalam kontestasi pilkada. Hendrik menyebut elektabilitas Djarot dengan Ahok yang bagaikan bumi dan langit, disebabkan karena selama ini Djarot yang merupakan wakil gubernur Ahok tidak memiliki ruang untuk merebut hati rakyat.

"Di PDI-P Djarot mumpuni, tapi nama dia tidak muncul karena dia tidak diberi ruang, padahal dia juga punya kemampuan yang bisa disetarakan dengan pemimpin daerah lain yang bagus," kata Hendrik.

Di PDI-P sendiri, dua nama internal yang sedang dipertimbangkan oleh DPP adalah Djarot Saiful Hidayat dan Boy Sadikin. Terkait isu pecahnya suara PDI-P dalam memberikan dukungan, Hendrik menilai ini dinamika politik yang biasa.

Almisbat pun hanya memiliki kapasitas mendorong PDI-P mengusung Djarot berdasarkan aspirasi rakyat.

"Kami menghormati sepenuhnya apapun pilihan PDI-P nantinya. Kami berharap PDI-P mempertimbangkan aspirasi basis masyarakat kami yang juga sebagian adalah konstituen PDI-P. Saya yakin Megawati demokratis," ujar Hendrik. (Baca: "Teman Ahok": Pak Ahok Sudah Lupa sama Pak Djarot)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com