Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditjen KA Bantah Pembangunan Stasiun Manggarai Sebab Keterlambatan Perjalanan KRL

Kompas.com - 21/06/2016, 20:22 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Humas Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Joice Hutajulu, Selasa (21/6/2016), membantah pembangunan di Stasiun Manggarai menjadi penyebab keterlambatan perjalanan KRL (kereta rel listrik).

Senin kemarin, Direktur utama PT KCJ, Muhammad Nurul Fadhila, menyatakan bahwa keterlambatan perjalanan KRL terkait dengan pembangunan di Stasiun Manggarai.

(Baca: Pembangunan Stasiun Manggarai Jadi Sebab Keterlambatan Perjalanan KRL.)

"Itu lebih ke arah penyiapan Stasiun Manggarai. Nah, Stasiun Manggarai yang antrean setiap hari, itu sedang dalam proses pembangunan oleh pemerintah," kata Fadhil, kemarin.

Menurut Joice, Ditjen Perkeretaapian belum sampai pada tahapan pembangunan fisik di Stasiun Manggarai.

"Pekerjaan di Stasiun Manggarai masih tahap persiapan, yaitu untuk pemindahan stabling KA ke Bungur dan Tanah Abang. Kami masih fokus untuk pembangunan stabling di dua lokasi tersebut. Sehingga, belum ada pekerjaan fisik di stasiun tersebut (Manggarai)," kata Joice melalui pesan singkat kepada Kompas.com.

Karena belum adanya pembangunan fisik di sana, Joice menyebut persiapan Ditjen Perkeretaapian tidak menyebabkan gangguan perjalanan KRL.

"Hal ini tentunya tidak sebabkan gangguan untuk perjalanan KA," kata dia.

Joice menyatakan, proyek double-double track (DDT) di Stasiun Manggarai milik Kemenhub di bawah Ditjen Perkeretaapian jangan dijadikan alasan untuk keterlambatan perjalanan KRL.

"Untuk penyebab keterlambatan perjalanan KA yang terjadi akhir-akhir ini bisa langsung ditanyakan ke KAI/KCJ. Tapi jangan jadikan pekerjaan DDT di Manggarai sebagai alasan untuk keterlambatan KRL," kata Joice.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com