Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Keasrian Kampung Banjarsari yang Dipilih UNESCO sebagai Proyek Percontohan

Kompas.com - 27/06/2016, 12:23 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Terik matahari dan kepulan debu menghiasi Jalan Fatmawati di Jakarta Selatan setiap harinya. Namun, di tengah pembangunan MRT dan kepungan hutan beton, sebuah gang bergapura bata merah memiliki pemandangan berbeda.

Menginjakkan kaki ke Jalan Banjarsari terasa nyaman dan sejuk. Berbagai jenis tanaman, mulai dari tanaman hias hingga tanaman obat-obatan, memenuhi setiap sudut rumah dan persimpangan.

Suasana asri ini bermula dari sebuah rumah di pojok Jalan Banjarsari XIV Nomor 4. Suatu ketika, Harini, anak seorang mantri perkebunan di Solo yang pindah ke Jakarta bersama suami dan keempat anaknya 36 tahun silam, memiliki keinginan untuk menjadikan rumahnya asri seperti kampung halamannya.

Harini Bambang Wahono meninggal pada Mei tahun lalu di usia 85 tahun dengan segudang prestasi. Tetangga sekaligus sahabat karibnya, Nyonya Fakhri (73), menuturkan, semua kegiatan penghijauan di Banjarsari bermula dari ajakan Harini.

"Dulu kampung ini namanya masih Swadaya. Tetapi, karena Bu Harini dan penduduk pertama di sini, termasuk saya, itu pendatang dari Solo, kami namai seperti kecamatan di sana. Ibu Harini yang awalnya mengajak tanam-menanam, mimpinya sebagai ketua RT itu membuat lingkungan yang rimbun," ujar Nyonya Fakhri.

Dari kedua tangannya, Harini menanam kesadaran akan pentingnya penghijauan lingkungan yang menginspirasi dunia. Satu per satu pot mulai menghiasi Banjarsari yang tandus. Berbagai tanaman, dari yang berbunga sampai merambat, ada di berbagai rumah di Banjarsari.

Pada tahun 1996, UNESCO mendengar tentang hijaunya kampung ini. Banjarsari pun terpilih sebagai percontohan permukiman pengelolaan limbah rumah tangga.

"Ibu Harini yang jadi penghubung UNESCO sekaligus pelatih. UNESCO membantu, semua rumah dibelikan tanaman dan diajarkan cara mengelola sampah," kata Nyonya Fakhri.

Kini, selepas Harini tiada, kegiatan penghijauan masih berlangsung di Banjarsari. Adalah Dewi Sayekti, anak bungsu Harini yang kini melanjutkan perjuangan Harini. Setiap bulannya, Dewi masih aktif mengumpulkan Kelompok Tani Dahlia, ibu-ibu PKK, komunitas, mahasiswa, dan masyarakat umum untuk belajar ke rumahnya.

"Bagi saya, ini tinggal meneruskan apa yang sudah Eyang lakukan. Rasanya ada utang kalau enggak diteruskan," ucap Dewi.

Selain berbagi tips soal bercocok tanam, Dewi juga mengajak mereka untuk berkreasi dari sampah. Tas dari kemasan pengharum pakaian, gelang dari kresek, dan berbagai kreasi plastik lainnya dibuat oleh Dewi dan kawan-kawan. Bukan sekadar pengisi waktu luang, kreasi ini juga dibeli dan dipesan dalam jumlah banyak.

"Dalam hidup sehari-hari kita menerapkan 4R, yaitu reduce, reuse, recycle, dan replant," kata Dewi.

Adapun untuk sampah organik, warga Banjarsari dapat mengendapkan daun-daun kering dan sampah lainnya yang nantinya akan menjadi kompos.

Kesadaran warga

Untuk urusan teknis, tak ada yang sulit bagi Dewi. Kesulitan yang terbesar baginya adalah menanamkan kesadaran kepada tetangga-tetangganya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Megapolitan
DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

Megapolitan
7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

Megapolitan
Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com