Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Keasrian Kampung Banjarsari yang Dipilih UNESCO sebagai Proyek Percontohan

Kompas.com - 27/06/2016, 12:23 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

Sebelum terpilih menjadi ketua RT, Dewi mengaku sulit sekali mengajak warga untuk menerapkan 4R. Terlebih lagi, sejak 2010, UNESCO sudah melepas mereka. Beruntung, setelah menjadi ketua RT, Dewi boleh agak memaksa warganya untuk terus mempercantik lingkungan.

"Seiring berjalan waktu, ibu saya sudah enggak ada, dan yang memelopori dulu sepuh semua, sisanya sudah pindah. Rumah-rumah di sini sudah alih fungsi sebagai kos-kosan, yang notabene mereka tidak peduli dengan lingkungannya. Itu kendala yang kami hadapi," ujarnya.

Kini rumah-rumah di Banjarsari sebagian memang beralih fungsi menjadi rumah kos berlantai empat. Sebagian lagi memiliki desain modern dan sebagian lainnya memajang papan “DIJUAL”. Dewi menuturkan, dahulunya Banjarsari benar-benar hijau seperti desa.

Semua warga berlomba-lomba untuk menghiasi rumah dan areanya. Namun, kini ada saja warga yang tak senang dengan tanaman dan membabat pohon di sekitarnya.

Tak banyak yang bisa Dewi lakukan selain terus menginspirasi dan membagi ilmunya. Ia membuka rumahnya bagi siapa saja yang ingin belajar, seperti Kampung Agro Wisata Rawajati yang dulu berguru pada Banjarsari, menurut dia, jauh lebih baik dari Banjarsari.

Bagi Dewi, mewujudkan kota yang asri dan hijau hanya dapat dilakukan dari rumah sendiri. Ia masih percaya bahwa dengan memulai dari sendiri akan menginspirasi orang lain.

"Saya menaruh harapan besar kepada siapa pun kepala pemerintahan Jakarta agar Jakarta semakin asri, banyak pohon, dan hutan buatan, karena ya itu... manfaatnya luar biasa."

*Selengkapnya, bisa dilihat di VIK Kompas.com. JAKARTA YANG MENGINSPIRASI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com