Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Orangtua yang Vaksin Anak lewat Jalur Perawat di RS Harapan Bunda

Kompas.com - 15/07/2016, 13:08 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Warga yang melakukan vaksin terhadap anaknya di RS Harapan Bunda, Kramatjati, Jakarta Timur, ternyata beberapa orang di antaranya melalui jalur perawat. Warga menurut saja untuk membeli vaksin lewat jalur perawat karena stok di rumah sakit saat itu disebut sedang habis.

Setelah pengumuman bahwa rumah sakit ini terlibat pemberian vaksin palsu, warga mulai resah. Salah satunya Intan Nugraha (26). Intan mengaku beberapa kali melakukan vaksin terhadap anaknya di rumah sakit ini.

"Nah, pas ibu saya yang antar vaksin anak, itu lewat jalur perawat. Tetapi, awalnya tidak dikasih tahu kalau stok di rumah sakit ini habis. Baru setelah anak saya disuntik vaksin, dibilang ini vaksin pribadi karena di rumah sakit habis," kata Intan, di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, Jumat (15/7/2016).

Ibunya yang mengantar anaknya melakukan vaksin diminta membayar di sebuah ruang dokter. Intan membawa bukti kuitansi pembayaran di luar kasir rumah sakit senilai Rp 750.000. Namun, anehnya saat itu ibunya diminta membayar Rp 1.750.000.

"Saya mempermasalahkan kuitansi Rp 1,7 juta itu, tapi tertulis hanya Rp 750.000. Satu jutanya katanya mau dibayar ke kasir, jadi ibu terima beres saja," cerita Intan.

Intan mengatakan, sebagai orang awam, ia tidak curiga dengan cara pembelian lewat jalur perawat itu. Ia juga saat itu tidak mempermasalahkan soal biaya.

"Sebagai orang awam, saya enggak paham. Mau mahal apa pun kita namanya buat anak," ujar Intan.

Intan juga mengatakan, selama beberapa kali melakukan vaksin anak, baru sekali itu melalui jalur perawat. Itu pun karena yang mengantar anaknya melakukan vaksin adalah ibunya.

Sebelumnya, ratusan warga mendatangi RS Harapan Bunda setelah mengetahui bahwa rumah sakit ini termasuk yang memberikan vaksin palsu.

Warga menggeruduk rumah sakit untuk meminta pertanggungjawaban dan penjelasan. Sejumlah perwakilan warga sudah diterima untuk bertemu pihak rumah sakit.

Warga dijanjikan akan diberi penjelasan tertulis siang ini. Situasi di rumah sakit sempat memanas dengan kedatangan ratusan warga. Pihak kepolisian dan petugas keamanan rumah sakit turun untuk melakukan pengamanan.

Kompas TV Ini Daftar Vaksin yang Biasa Dipalsukan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com