Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modal Utama Ahok Menangi Pilkada DKI

Kompas.com - 23/07/2016, 08:04 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam berbagai survei Pilkada DKI Jakarta 2017 belum terkalahkan.

Nama-nama yang muncul seperti Yusril Ihza Mahendra, Sandiaga Uno, Sjafrie Sjamsoedin belum bisa menyaingi Ahok. Elektabilitas mereka pun masih jauh di bawah Ahok. Namun, tingginya elektabilitas disebut bukan modal utama Ahok.

Dalam survei Pilkada, lumrah bila elektabilitas petahana berada di posisi teratas. Popularitas dan pernah memimpin jadi salah satu faktor elektabilitas petahana melejit. Ahok pun dianggap demikian.

(Baca: Mengapa Ahok Yakin Diusung PDI-P jika Mau Maju Lewat Partai Politik?)

Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya mengungkapkan, bila Ahok mengandalkan elektabilitas semata dalam Pilkada DKI Jakarta 2017, ia tak menjamin Ahok akan menang. Pasalnya, modal utama petahana untuk menang kembali dalam pertarungan pilkada bukan hanya elektabilitas.

Modal utama Ahok adalah tingkat kepuasan publik. Dalam survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) kemarin, tingkat kepuasan publik terhadap Ahok mencapai 69 persen.

(Baca: Survei Bakal Cagub DKI, Ahok Kalahkan Risma dan Yusril)

Di atas kertas, kata Yunarto, jika tingkat kepuasan publik mencapai 70 persen, incumbent dapat dipastikan kembali menang.

"Orang masih lihat Ahok, karena elektabilitas tinggi, incumbent, satu juta KTP, tiga partai sudah didapatkan, PDI-P ingin merapat, artinya efek jawara dan sosok yang ingin maju, masyarakat menilai Ahok," kata Yunarto.

Pesaing Ahok

Tingginya elektabilitas Ahok tak terlepas dari partai di luar pendukung Ahok yang masih meraba dan belum menentukan sikap. Selain itu, nama-nama yang muncul sebagai pesaing pun di luar harapan publik.

Yunarto mengungkapkan, publik Jakarta memiliki rasionalitas tinggi dalam memilih. Oleh karena itu, calon yang muncul harusnya kepala daerah berprestasi di daerahnya.

"(Harus) ada calon lain yang punya prestasi di daerah lainnya juga. Misalnya, ada kepala daerah lain memang punya prestasi, nah dia punya peluang saingi Ahok," kata Yunarto saat dihubungi Kompas.com di Jakarta, Jumat (22/7/2016).

(Baca: Survei SMRC: 58 Persen Warga DKI Ingin Ahok Kembali Jadi Gubernur)

Yunarto menambahkan, pesaing Ahok harus membuktikan tingkat kepuasan publik di daerahnya ketika menjadi kepala daerah. Pasalnya, bila calon tak punya pengalaman, akan sulit bersaing.

Yunarto mencontohkan pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Pasangan yang bisa mengalahkan Fauzi Bowo sebagai petahana adalah Joko Widodo dan Ahok. Pasangan tersebut, kata Yunarto, sudah terbukti memimpin di daerahnya.

"Jokowi di Solo dan Ahok di Belitung Timur. Itu yang tak dimiliki Fasial Basri dan Hidayat Nur Wahid, meskipun tokoh nasional," ucap Yunarto.

Kompas TV Jelang Pilkada DKI, Ahok Belum Tentukan Pilihan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Megapolitan
Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com