JAKARTA, KOMPAS.com - Penjualan premium untuk sepeda motor di SPBU Pertamina dibatasi. Setiap SPBU hanya diperbolehkan menggunakan satu nozzle atau selang.
Di SPBU 31.103.03 di Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, pembatasan nozzle mulai dilakukan sejak awal Agustus 2016. Mulanya, ada dua nozzle premium yang digunakan untuk jalur motor di sana.
"Imbauan dari Pertamina, di jalur motor itu cuma satu. Tadinya ada dua, yang satu ditutup, jadi satu nozzle doang," kata Pengawas SPBU Cikini, Yudi Junaedi, kepada Kompas.com, Jumat (12/8/2016).
Hal serupa juga diberlakukan di SPBU 34.128.05, Casablanca, Tebet, Jakarta Selatan. Pengawas SPBU Casablanca, Nuryani Mansur, mengatakan, pembatasan nozzle untuk jalur motor mulai dilakukan pada 10 Agustus 2016.
"Iya yang dikurangi di jalur motor, dari dua jadi satu. Emang instruksi dari Pertamina," kata Nuryani.
Di jalur khusus sepeda motor di SPBU Casablanca, kini hanya ada satu nozzle untuk premium, dua nozzle pertalite, dan dua nozzle pertamax.
Sama halnya dengan kedua SPBU tersebut, SPBU 34.127.02 di Tendean, Jakarta Selatan, juga hanya membuka satu nozzle premium untuk jalur motor. Pengawas SPBU Tendean, M Dasim, menyebut pembatasan tersebut merupakan regulasi yang diterapkan Pertamina.
"Jadi memang nozzle premium itu diatur jumlahnya. Untuk pengisian premium roda dua itu hanya satu nozzle disiapkannya," ucap Dasim.
Pembatasan satu nozzle hanya diberlakukan di jalur motor. Sementara di jalur mobil, yang diberlakukan hanyalah peraturan jumlah nozzle untuk premium tidak boleh lebih banyak dari nozzle Bahan Bakar Khusus (BBK), yakni pertamax, pertamax plus, dan pertamina dex.
"Roda empat pembatasan jumlah nozzle premium tidak boleh lebih banyak dari BBK. Jumlahnya minimal harus seimbang," tutur Dasim.
Menurut Yudi, alasan pengurangan nozzle premium di jalur sepeda motor dilakukan untuk meningkatkan penjualan BBK.
"Kita hanya dibilang aja itu jalur motor tolong nozzle-nya dikurangi satu karena peningkatan penjualan BBK," sebut Yudi.
Meski penjualan premium untuk jalur sepeda motor dikurangi, Yudi mengaku tidak menerima komplain dari konsumen. Soalnya sudah banyak pengguna sepeda motor yang menggunakan pertamax.
"Kami sih belum ada komplain. Sekarang terus terang aja motor pada lari ke pertamax semua. Harga enggak beda jauh ya, apalagi (dengan) pertalite," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.