Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panjat Pohon Pinang, Kebahagiaan Sederhana di Atas Puing Pasar Ikan Penjaringan

Kompas.com - 17/08/2016, 19:57 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wajah gembira para remaja terpancar setelah berhasil menaklukkan pohon pinang setinggi tujuh meter saat lomba panjat pinang di Pasar Ikan, Penjaringan Jakarta Utara. Di atas puing-puing bekas penggusuran itu, canda tawa pecah sepanjang hari.

Belasan remaja laki-laki sejak Rabu (17/8/2016) pukul 10.00 WIB berusaha menaklukkan pohon pinang yang telah diolesi oli. Ada tiga tim yang berusaha memanjat pohon pinang.

Satu tim terdiri dari lima orang. Selama lima jam, mereka bergulat menaklukkan pohon pinang demi mendapatkan sejumlah hadiah yang digantung tepat di puncaknya. Sejumlah hadiah seperti kipas angin, dispenser, sepatu, baju, ponsel hingga uang tunai Rp 250.000 menjadi hadiah bagi mereka yang bisa menggapai puncak.

Hingga pukul 13.00 WIB, belum ada yang bisa mencapai puncak pohon pinang. Ini karena oli yang sengaja dioleskan agar warga tak mudah mencapai puncak.

Sempat beberapa orang hampir sampai ke puncak, sayang ketika selangkah lagi menggapai puncak, remaja berotot yang berada di bawah sebagai penopang malah terjatuh.

Remaja itu cukup lama menopang teman-temanya yang rata-rata memiliki berat lebih dari 50 kilogram. Sekitar pukul 16.00 WIB, satu tim tampak yakin bisa menaklukkan lomba itu.

Berbekal pengalaman yang telah berulang kali jatuh saat memanjat, tim ini akhirnya berhasil menggapai puncak. Sorakan serta tepuk tangan langsung diberikan kepada Iman, remaja yang telah sampai di puncak.

"Ayo Iman jatuhkan semua hadiahnya, kalau minuman habiskan aja di atas. Semoga kamu makin beriman kalau bagi-bagi hadiahnya ke kami," ujar para penonton.

Dengan hati-hati Iman menjatuhkan satu persatu hadiah yang tergantung. Dimulai dari disepenser, ponsel, baju hingga sepatu.

Setelah semua hadia habis, Imam langsung turun, meluncur karena pohon pinang yang dipanjatnya masih terolesi oli. "Saya dapatnya baju dan sepatu," ujar Iman seusai turun dari puncak.

Dengan wajah dan badan berlumuran minyak, mereka langsung membagi-bagikan hadiah. Keseruan lomba membuat wajah para remaja ini ceria, seolah berusaha melupakan dampak penertiban yang telah meratakan rumah mereka.

Tampak tak ada raut sedih pada perayaan kemerdekaan tahun ini, meski rumah mereka tak ada lagi. Bagi Iman dan kawan-kawan, panjat pinang kali ini adalah kegembiraan sederhana yang bisa mereka gapai saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com