Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Richard H Kurniawan Lulus S1 Dalam Waktu 3 Tahun dari UI dengan Predikat "Cum Laude"

Kompas.com - 30/08/2016, 08:18 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Richard Henokh Kurniawan tak pernah bermimpi bisa lulus dalam waktu tiga tahun dari jurusan Ilmu Komputer di Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) UI dengan predikat cum laude. Ia lulus dengan IPK 3.83.

Richard adalah putra dari Basuki Kurniawan, pengusaha di bisnis furnitur dan properti. Basuki pemilik PT Indoexim International dan PT Rivela International.

Kendati demikian, Richard tak lantas dimanjakan sang ayah. Richard kecil merupakan "penggila" game. Namun kedua orangtuanya tak pernah membelikan dia PlayStation meski dia suka bermain PlayStation.

Untuk bermain PlayStation, Richard harus pergi ke rumah temannya. Richard kecil tumbuh di lingkungan yang penuh optimisme. Sikap itu itu dibangun oleh Basuki dan istrinya, Theresianawati.

"Mama pernah cerita, waktu saya dalam kandungan, mama masih jualan mie ayam di pinggir jalan. Itu buat nopang hidup dan sambilan," cerita Richard kepada Kompas.com di kampus UI, Senin (28/8/2016).

Saat itu, kata dia, ayahnya masih bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan. Basuki merintis usaha furnitur dan properti. Kehidupan keluarganya pun mulai berubah.

Meski hidup di lingkungan yang penuh optimisme, Richard kecil tak melulu patuh. Ketika masih sekolah dasar, banyak waktunya dihabiskan untuk bermain game di komputer atau laptop.

Richard bercerita, dirinya candu dengan game sejak kelas empat SD hingga menjelang lulus dari sekolah menengah pertama (SMP). Tak pelak, Richard kerap jadi sasaran kemarahan ibunya.

Ibunya berusaha dengan segala cara menjauhkannya dari laptop agar tidak melulu bermain.

"Dulu sampai laptop diumpetin mama karena saya kecanduan (game) banget," kenang Richard.

Kecanduan Richard diakuinya sampai tingkat akut. Saat SMP, Richard lebih banyak menghabiskan waktu bermain game online selepas sekolah. Sementara untuk belajar, Richard mengaku kalau hanya disuruh atau dipaksa ibunya.

Tak ayal, Richard dan ibunya kerap berselisih paham. Hingga akhirnya ayahnya menyarankan dia untuk masuk ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Taruna Nusantara di Magelang, Jawa Tengah.

"Saya sering kecanduan game dan berantem sama mama. Akhirnya papa sarankan masuk SMA Taruna Nusantara, karena untuk jauhkan dari kecanduan game, juga menghindari debat sama mama," ungkap Richard.

Bak gayung bersambut, Richard tertarik juga masuk SMA Taruna Nusantara. Selain mengikuti kemauan sang ayah, ia juga mengaku ingin menjadi pribadi lebih baik.

Transformasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com