Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Pengumpulan Dana Kampanye Ahok-Djarot Dinilai Kreatif

Kompas.com - 07/10/2016, 11:02 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Sekretaris DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi, menilai ide pengumpulan dana kampanye untuk pasangan bakal calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, merupakan hal kreatif.

Rencananya pengumpulan dana itu akan dilakukan dengan penyelenggaraan festival, makan malam berbayar, dan lainnya.

"Wacana kan sah-sah saja, itu kan namanya kreatif. Tinggal kami kolaborasi saja," kata Prasetio yang juga menjabat ketua tim pemenangan Ahok-Djarot, kepada wartawan, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (7/10/2016).

(Baca: KPU DKI Perbolehkan Ahok Cari Dana Kampanye dari Makan Berbayar)

Dia mengatakan, ide pengumpulan dana kampanye pada Pilkada DKI Jakarta 2017 ini tak berbeda jauh dengan Pilkada DKI Jakarta 2012. Saat itu, PDI-P yang mengusung pasangan Joko Widodo-Ahok mengumpulkan dana kampanye dengan menjual baju kotak-kotak.

"Baju kotak-kotak sangat diapresiasi masyarakat, dan memang rezekinya di situ," ucap Prasetio.

Hasil penjualan baju dipergunakan untuk membuat baju kotak-kotak kembali. Dana yang dikumpulkan dipergunakan untuk membayar saksi dan keperluan kampanye.

"(penjualan baju kotak-kotak) jadi salah satu andalan dana kami, di luar patungan iuran Rp 100.000 tiap bulan oleh anggota Fraksi PDI-P. Gotong royong partai," kata Prasetio.

Sebelumnya, Ahok memperkirakan dirinya bersama Djarot memerlukan dana kampanye hingga Rp 15 miliar. Ahok mengatakan, dana kampanye itu dipergunakan untuk membayar saksi yang berada di tiap tempat pemungutan suara (TPS).

Dia menyebut, empat partai politik pengusung Ahok-Djarot akan mengeluarkan uang untuk pelatihan saksi. Empat partai pengusung adalah PDI-P, Partai Nasdem, Partai Hanura, dan Partai Golkar.

"Misalnya PDI-P, sudah melakukan pelatihan saksi, pakai uang dia. Dia menggerakkan anggota DPR nya," kata Ahok.

(Baca: Ahok Butuh Dana Kampanye hingga Rp 15 Miliar)

Kompas TV Dana Kampanye Ahok Sentuh Angka Rp 15 Miliar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 11W Stasiun Klender-Pulo Gadung

Rute Transjakarta 11W Stasiun Klender-Pulo Gadung

Megapolitan
Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Megapolitan
Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Megapolitan
Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Megapolitan
Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Megapolitan
Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Megapolitan
2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

Megapolitan
Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Megapolitan
Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Megapolitan
Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Megapolitan
Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Megapolitan
Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com