Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Mabuk, Seorang Kepala Desa Aniaya Polisi di Tempat Karaoke

Kompas.com - 08/10/2016, 09:45 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com — Bermula dari senggolan di tempat karaoke, seorang kepala desa (kades) di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, menganiaya seorang anggota polisi.

Saat melakukan pemukulan, kepala desa tersebut diduga berada di bawah pengaruh minuman keras alias mabuk.

Dari informasi yang dihimpun menyebutkan, kejadian itu berlangsung di sebuah tempat karaoke di Kompleks Sarirejo atau biasa disebut eks lokalisasi Sembir, Salatiga, Kamis (6/10/2016) sekitar pukul 22.00 WIB.

Tersangka pelaku berinisial AC (48), Kepada Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Korbannya JP (28), seorang anggota polisi. Korban menderita luka pada bagian kepala dan muka lantaran dikeroyok AC dan empat temannya.

AC diamankan petugas Polsek Sidorejo. Petugas dari Satreskrim Polres Salatiga juga tiba di lokasi kejadian beberapa saat kemudian.

Belum diperoleh informasi lengkap tentang kejadian ini. Namun, Kasatreskrim Polres Salatiga, AKP Mochamamad Zazid membenarkan penangkapan terhadap AC.

"Baru satu (tersangka pelaku). Kronologi selengkapnya nanti akan disampaikan oleh Kapolres langsung saat gelar perkara Senin pukul 11.00 WIB," kata Zazid saat dihubungi, Sabtu pagi.

Kepala Bapermasdes Kabupaten Semarang Yoseph Bambang Trihardjono saat dikonfirmasi juga membenarkan kabar penangkapan Kepala Desa Kesongo karena dugaan penganiayaan di tempat karaoke terhadap seorang anggota kepolisian.

Ia telah meminta Camat Tuntang untuk melihat kondisi yang bersangkutan di sel tahanan Mapolres Salatiga.

"Saya masih nunggu laporan Pak Camat. Kemarin sudah saya minta tolong untuk menjenguk, tetapi sampai hari ini baru laporan lisan saja," kata Yoseph.

Yoseph mengaku sempat kaget mendapatkan kabar penangkapan Kades Kesongo tersebut. Ia menyayangkan kenapa peristiwa seperti itu terjadi. Saat diminta tanggapannya terhadap sosok Kades Kesongo, Yoseph mengaku tidak ada hal yang menonjol dari yang bersangkutan.

"Prinsipnya kenal, wajar, normatif. Baik sekali juga tidak, jelek sekali juga tidak," ucapnya.

Saat disinggung mengenai kekosongan posisi Kades Kesongo, Yoseph meminta Camat Tuntang untuk segera mengusulkan seorang pelaksana harian (Plh) agar roda pemerintahan desa dan pelayanan kepada masyarakat tidak terganggu.

"Aturannya dalam hal kekosongan kades ini nanti ada Plh. Pak Camat mengusulkan dari PNS kecamatan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror 'Debt Collector'

Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror "Debt Collector"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com