Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Pungli, PDAM TKR Imbau Pelanggan Baru Daftar di Tempat Khusus Pemasangan

Kompas.com - 13/10/2016, 13:18 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kerta Raharja (TKR) mengimbau warga mendaftar pemasangan sambungan baru di tempat khusus pemasangan. Imbauan ini untuk menghindari praktik pungutan liar (pungli) saat pemasangan sambungan baru.

Kepala Cabang Wilayah II PDAM TKR, Bambang Wahyudi, mengatakan pihaknya sudah membuat tempat khusus pendaftaran pemasangan sambungan baru. Di tempat itu ada prosedur yang harus dilalui oleh pelanggan baru.

"Jadi kalau mau daftar bukan ke loket pembayaran atau oknum-oknum di parkiran," kata Bambang kepada Kompas.com di kantornya di Pasar Baru, Tangerang, Kamis (13/10/2016).

Prosedur yang harus dilalui adalah wawancara dengan petugas pendaftaran. Di tempat itu, warga akan diminta untuk memperlihatkan KTP, NPWP dan menyerahkan meterai. Setelah itu akan ditanyai beberapa hal, mulai dari alamat, luas tanah-bangunan dan jumlah penghuni rumah. Proses itu berlangsung selama kurang lebih 10 menit.

Petugas kemudian memasukan data tersebut ke dalam sistem online.

"Nanti akan keluar formulir pendaftaran tersebut," sambung Bambang.

Setelah mendaftar, petugas akan melakukan survei ke lokasi. Tinjauan lapangan itu untuk melihat beberapa hal, seperti tekanan air, jaringan, dan lainnya. Setelah dinilai tak bermasalah, dalam dua hari setelah survei calon pelanggan akan diminta untuk membayar sewa pasang baru.

Bambang mengingatkan, pembayaran untuk rumah tinggal sekitar Rp 1.206.000 dan Rp 1.506.000. Biaya pemasangan sebesar Rp 1.506.000 khusus untuk beberapa tempat seperti di Taman Elang. Pembayaran dilakukan secara tunai di tempat pendaftaran.

"Setelah dibayar, akan keluar permintaan daftar beberapa barang untuk pemasangan. Daftar itu diajukan ke pusat," kata Bambang.

Setelah itu, tahap berikutnya adalah pemasangan. Biasanya jarak pemasangan adalah dua hari setelah pembayaran.

"Kami berharap pelanggan bisa mengerti," kata Bambang.

Praktik pungli sebelumnya ditemukan di PDAM TKR Wilayah II. Pelanggan diminta membayar sebesar Rp 1,5 juta untuk biaya pemasangan. Padahal biaya pemasangan sebenarnya hanya Rp 1,2 juta.

Kompas TV Pungli Miliaran Rupiah di Kemenhub (Bag 2)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com