Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Pasar Ikan Diminta Siap Mental Saat Ikuti Persidangan "Class Action"

Kompas.com - 27/10/2016, 11:59 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Pasar Ikan, Jakarta Utara, mendatangi Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (27/10/2016), untuk mengikuti sidang pertama gugatan kelompok atau "class action" yang diajukan terkait kebijakan penggusuran oleh Pemprov DKI.

Pada April 2016, Pemprov DKI menggusur permukiman mereka di Pasar Ikan yang bersebelahan dengan Masjid Keramat Luar Batang. Warga kemudian mengajukan class action ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 3 September.

Hari ini, warga yang rata-rata berumur 30 hingga 50 tahun itu datang bersama anak-anak mereka dan bersabar duduk menunggu persidangan di PN Jakpus. Hingga pukul 11.15 WIB, persidangan belum juga dimulai. Padahal, persidangan dijadwalkan dimulai pukul 10.00 WIB.

Kuasa hukum warga Pasar Ikan, Matthew Michele Lenggu dari LBH Jakarta mengatakan, ada ratusan warga Pasar Ikan yang dibawa untuk mengikuti persidangan.

 

"Mereka kami datangkan karena yang pertama harus kami persiapkan adalah kliennya," ujar Matthew.

Metthew mengatakan, sejak awal pihaknya telah memberitahu warga bahwa persidangan akan berlangsung cukup lama. Pihaknya meminta persiapan mental warga yang menginginkan gugatannya dikabulkan.

Matthew juga telah mempersiapkan rencana jika nantinya pihak tergugat yaitu Pemprov DKI mempertanyakan keabsahan para penggugat.

"Kami punya KTP kok, kalau mau nanti kami kasih ke mereka. Tapi class action kan tidak mempertanyakan itu, hanya wakil kelompok saja, kalau dipertanyakan artinya dia nggak paham class action," kata Matthew.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com