Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temui Anies, Ketua RW di Tamansari Ini Sebut Aplikasi Qlue Menyesatkan

Kompas.com - 03/11/2016, 21:06 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan, mendapat masukan dari seorang ketua RW yang menilai aplikasi laporan warga, Qlue, tidak bermanfaat dan cenderung berdampak negatif.

Hal itu terjadi ketika Anies berkunjung ke permukiman warga di Kelurahan Tamansari, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat, Kamis (3/11/2016).

"Kalau bisa, Pak Anies, (aplikasi) Qlue itu ditingkatkan lagi. Selama ini, buat saya sebagai pengurus RW, Qlue itu menyesatkan," kata Ketua RW 07 Kelurahan Tamansari Amirullah,  kepada Anies.

Amirullah menjelaskan, maksud dia memandang Qlue sebagai hal yang menyesatkan lebih kepada banyak laporan yang dipakai untuk menyusahkan rakyat kecil. Dia mencontohkan tentang laporan keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di atas trotoar.

"PKL di atas trotoar itu memang melanggar Perda, tetapi kalau misalkan saluran itu masih bisa berjalan dan kami rapikan, ya masih bisa dikeruklah. Qlue itu memang ada baiknya, tapi dipakai juga jadi alat yang bersifat sentimen ke PKL," tutur Amirullah.

Sisi baik Qlue menurut Amirullah adalah mempermudah laporan warga langsung ke Gubernur DKI Jakarta. Atas dasar pemikiran itu, Amirullah meminta kepada Anies supaya fitur dan fungsi Qlue bisa diperbaiki lagi.

Secara terpisah, Anies mengungkapkan, peran pengurus RT/RW harus ditingkatkan lagi. Peran yang dimaksud adalah kehadiran para pengurus sebagai ujung tombak dalam hal melayani masyarakat di lingkup terkecil. (Baca: Penggunaan Qlue Dinilai Hilangkan Tradisi Kerja Bakti)

Selain itu, Anies juga berniat mengembangkan aplikasi laporan warga dengan menyertakan program kerja pemerintah dan dinas-dinas di dalamnya. Hal itu dilakukan agar pengurus RT/RW dapat mengikuti pergerakan pemerintah daerah, yakni tentang apa saja yang hendak dicapai atau dibangun, sehingga tidak hanya membebankan kewajiban kepada para pengurus.

"Jadi, warga juga tahu apa yang lagi mau kami bangun. Hal yang mau dikembangkan itu informasi agar RT, RW, warga, bisa mengawasi kami," ujar Anies.

Kompas TV Pro dan Kontra Aplikasi Qlue
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Megapolitan
Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com